Asuhan Keperawatan Ca Mammae (kanker payudara)

BAB I
LANDASAN TEORITIS

  1. Konsep Dasar
    1. Defenisi
            Carsinoma mammae atau lebih dikenal dengan nama kanker payudara. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan seluler yang merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal.
(Doenges, 2000; 997)
            Carsinoma mammae merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40 – 49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas.
(Kapita Selekta, 2000; 283)

  1. Etiologi
            Etiologi kanker payudara belum jelas, tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, tetapi serangkaian faktor hormonal dan mungkin pemajanan lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.
            Faktor genetik: perubahan genetik termasuk perubahan mutasi dalam gen normal dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan kanker payudara.
            Faktor hormonal: dua hormon ovarium utama estradiol dan progesteron mengalami perubahan dalam lingkungan seluler yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kanker payudara.
            Faktor-faktor resiko adalah sebagai berikut:
  1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
  2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan kanker payudara
  3. Menarche dini, sebelum usia 12 tahun
  4. Primigravida pada usia 30 tahun ke atas
  5. Menopause pada usia lanjut, setelah usia 50 tahun
  6. Riwayat penyakit payudara jinak
  7. Pemajanan terhadap radiasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun beresiko hampir 2 kali lipat
  8. Obesitas
  9. Kontraseptif oral, beresiko tinggi menurun bila menghentikan pemakaian obat kontrasepsi oral
  10. Terapi penggantian hormon
  11. Pola makan yang salah, mis: minum minuman alkohol setiap hari, banyak mengkonsumsi makanan yang berlemak.
(Suddart, 2002; 1588)

  1. Anatomi Dan Fisiologi
            Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. Buah dada terletak dalam fasia superfisialis di daerah antara sternum dan aksila melebar dari iga kedua smapai iga ke tujuh. Bagian tengah terdapat putting susu yang dikelilingi oleh arcola mammae yang berwarna coklat. Dekat daar putting terdapat kelenjar montgomchi yang mengeluarkan zat lemak supaya putting tetap lemas. Putting mempunyai lobang ± 12 – 20 buah tempat saluran kelenjar susu. Buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu (jaringan alveolar) tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak. Setiap lobus bermuara ke dalam duktus laktoferas (saluran air susu). Perubahan dan perkembangan buah dada pada perempuan terjadi saat remaja atau pubertas. Setelah menstruasi pertama terjadi pembesaran buah dada disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium, lama kelamaan berkembang penuh dan penimbunan lemak menimbulkan pembesaran yang tetap.
            Pada masa menopause lama kelamaan ovarium berhenti berfungsi dan jaringan buah dada mengkerut. Fisiologi payudara adalah untuk mensekresi susu untuk nutrisi bayi dan dalam budaya barat memainkan peran signifikan dalam seksualitas wanita.

  1. Patofisiologi

              Faktor genetik                  Faktor hormonal          Faktor-faktor resiko


                                                                       ↓
Hiperplasia sel-sel / perkembangan
Atipik di jaringan epitel
Infiltrasi sel ke jaringan sekitar
Sambil merusaknya
Neoplasma ganas mengenai payudara

                       ↓                                           ↓                                           ↓
           Obstruksi sirkulasi          Infiltrasi ke pembuluh  Peningkatan kebutuhan
                                                                   Limfe                              jaringan
                          ↓                                           ↓                                        ↓
            Hiperplasia pada               Bendungan pada             Hypermetabolik
                  Sel kanker                       limfe setempat
                          ↓                                           ↓                                        ↓
       Ulkus pada permukaan      Edema sekitar tumor        Penurunan masa
                   Payudara                                                                    otot dan BB
                                               
                                           Nyeri
                                                           
                                                 Peau de orange              perubahan nutrisi kurang
                                                              ↓                               Dari kebutuhan tubuh


                                             Kerusakan integritas
                                                       Jaringan
                                                              ↓
                                                     Kemoterapi
                                                              ↓
                                            Kurang pengetahuan                    Mual, muntah
                                            Tentang proses terapi          nafsu makan berkurang

(Corwin, Patofisiologi, 2001)




  1. Pemeriksaan Diagnostik
  2. Mammografi
Untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal

  1. Galaktografi
Monograf dengan menginjeksikan zat kontras

  1. Ultrasound
Untuk membedakan massa padat dan kristal pada wanita yang jaringan payudaranya keras

  1. Xeroradiografi
Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor

  1. Termografi
Mengidentifikasi pertumbuhan cepat sebagai titik panas

  1. Diafonografi
Membedakan bagaimana tumor / massa dengan membedakan bahwa jaringan menstansmisikan dan menyebarkan sinar

  1. CT scan dan MRI
Dilakukan untuk tujuan diagnosa, identifikasi metastalik dan evaluasi respons pada pengobatan

  1. Biopsi payudara (jarum atau eksisi)
Dilakukan untuk diagnosa banding menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sumsum tulang, kulit, organ dan sebagainya
  1. Deteksi dini melalui SADARI (periksa payudara sendiri)
(Mansjoer Arif, 2000; 285)

  1. Penatalaksanaan
            Pengobatan kanker payudara adalah berdasarkan tingkatan (stadium) dari penyakit itu pada saat pertama kali dijumpai, makin awl stadium penyakit maka angka harapan hidup (life expectancy) makin tinggi dan makin lama kanker payudara diderita makin tinggi sebelumnya maka hasil pengobatan makin berkurang.
            Jenis-jenis pengobatan kanker payudara:
  • Operasi, mastektomi
Pengangkatan seluruh tumor dengan jaringan payudara ini ditujukan pada stadium I dan II.
Tujuan operasi ini adalah penyembuhan (kuratif).

  • Radiasi
Ditujukan terutama pada stadium III, kadang juga diberikan pada stadium I dan II berupa terapi tambahan sesudah operasi.

  • Khemoterapi atau sitostatika
Ditujukan pada stadium III, terutama bila telah dijumpai anak sebar metastase ke organ lain.

  • Hormonal
Merupakan pengobatan suporty dan berupa tindakan ablasi (melenyapkan) atau aditif (penampakan)




  • Immunoterapi
Sebagai tindakan untuk menaikkan daya tahan pengobatan pada stadium III tujuan palliatif, meningkatkan daya tahan hidup (survival rate) dengan mengurangi angka kesakitan bukan lagi angka kematian.
(Mansjoer Arif, 2000; 285)
























BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

  1. Pengkajian
    1. Aktivitas / istirahat
Gejala:
Kelemahan dan / atau keletihan
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, mis: nyeri, ansietas, berkeringat malam
Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan
Pekerjaan atau proliferasi dengan pemajanan karsinogen lingkungan tingkat stress tinggi

  1. Sirkulasi
Gejala:
Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja

Kebiasaan:
Perubahan pada TD

  1. Integritas ego
Gejala:
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (mis: merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius / spiritual)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan mis alopesia lesi catat, pembedahan
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol depresi

Tanda:
Menyangkal, menarik diri, marah

  1. Eliminasi
Gejala:
Perubahan pada pola defekasi, mis: darah pada feses, nyeri pada defekasi
Perubahan eliminasi urinarius mis: nyeri atau rasa terbakar atau saat berkemih, hematuria, sering berkemih

Tanda:
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen

  1. Makanan / cairan
Gejala:
Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet)
Anoreksia, mual / muntah
Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan, penurunan berat badan hebat, kakeksio, berkurangnya massa otot

Tanda:
Perubahan pada kelembaban / turgor kulit: edema

  1. Neurosensori
Gejala:
Pusing, sinkope


  1. Nyeri / kenyamanan
Gejala:
Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi, mis: ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

  1. Pernafasan
Gejala:
Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok)
Pemajanan abses

  1. Keamanan
Gejala:
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
Pemajanan matahari lama / berlebihan

Tanda:
Demam
Ruam kulit, ulserasi

  1. Seksualitas
Gejala:
Masalah seksualitas mis: dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan
Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun
Multigravida, pasangan sek multipel, aktivitas seksual dini
Herpes genital



  1. Interaksi Sosial
Gejala:
Ketidakadekuatan / kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan atau bantuan)
Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran

  1. Asuhan Keperawatan
DX 1
Ketakutan / ansietas b/d ancaman kematian d/d peningkatan ketegangan, gemetar, takut, gelisah, rangsangan simpatis, mengekspresikan masalah

Tujuan:
Ansietas dapat teratasi

Kriteria hasil:
  • Melaporkan rasa takut / ansietas menurun
  • Tampak rileks dan mendiskusikan masalah

Intervensi
Rasional
·     Tinjauan ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelumnya dengan kanker



·     Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan


·     Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat


·     Berikan informasi akurat mengenai pronosis, pengobatan yang dianjurkan, tujuannya dan potensial efek samping
·     Membantu dalam mengidentifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman dengan kanker

·     Membantu pasien untuk merasa diterima tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat

·     Tidak sendiri atau ditolak. Berikan respon dan penerimaan individu, kembangkan kepercayaan

·     Informasi akurat memungkinkan pasien menghadapi lebih efektif dengan realitas, karenanya menurunkan aksietas dan rasa takut karena ketidaktahuan

DX 2
Berduka / antisipasi b/d kehilangan kesejahteraan fisiologis (kehilangan bagian tubuh perubahan fungsi tubuh), perubahan gaya hidup, kemungkinan kematian ditandai dengan perubahan kebiasaan makan, perubahan pola tidur, aktivitas dan pola komunikasi

Tujuan:
Mampu beradaptasi dengan keadaan

Kriteria hasil:
  • Mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan dengan tepat
  • Melanjutkan aktivitas kehidupan normal

Intervensi
Rasional
·     Kaji pasien / orang terdekat terhadap berduka




·     Kunjungi dengan sering dan berikan kontak fisik dengan cepat sesuai kebutuhan

·     Diskusikan dengan pasien / keluarga tentang rencana kematian, mis: surat warisan donor organ dan lain-lain

·     Rujuk pada konsoler yang tepat (psikiatrik)
·     Pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan / reaksi terhadap apa yang dialami dapat membantu pasien menghadapi lebih efektif

·     Membaik mengurangi perasaan isolasi dan diabaikan


·     Memudahkan menghadapi urusan dan aktivitas yang diinginkan bila kematian ada


·     Membantu menghilangkan distres atau mengatasi perasaan berduka

DX 3
Gangguan harga diri rendah b/d biofisikal, kecacatan bedah, efek samping kemoterapi dan radioterapi, mis: kehilangan rambut, mual / muntah, penurunan berat badan d/d mengungkapkan perubahan dalam gaya hidup tentang tubuh perasaan tidak berdaya dan tidak mampu preokupasi dengan perubahan atau kehilangan.

Tujuan:
Mampu menerima keadaan diri

Kriteria hasil:
  • Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh penerimaan diri dalam situasi
  • Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara efektif

Intervensi
Rasional
·     Diskusikan dengan pasien / keluarga tentang diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien / rumah dan aktivitas kerja

·     Akui kesulitan pasien yang mungkin dialami. Berikan informasi bahwa konseling sering perlu dan penting dalam proses adaptasi

·     Beri dukungan emosi untuk pasien / orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan


·     Gunakan sentuhan pada interaksi dan pertahankan kontak mata
·     Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah




·     Memvalidasi realita perasaan pasien dan memberi izin untuk tindakan apapun perlu untuk mengatasi apa yang terjadi


·     Meskipun beberapa pasien beradaptasi / menyesuaikan diri dengan efek kanker dan terapi banyak memerlukan dukungan tambahan selama priode ini

·     Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam merumuskan perasaan ketidakamanan dan keraguan diri


DX 4
Nyeri b/d proses penyakit (kompresi / destruksi jaringan syaraf / suplai vascularnya obstruksi jaringan syaraf, inflamasi d/d keluhan nyeri, memfokuskan pada diri sendiri, respon autonomik, gelisah.

Tujuan:
Nyeri teratasi.

Kriteria hasil:
  • Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal
  • Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan.

Intervensi
Rasional
·     Tentukan riwayat nyeri, mis: lokasi nyeri frekuensi, durasi dan intensitas (skala 0 – 10) dan tindakan penghilangan yang dilakukan

·     Evaluasi / sadari terapi tertentu, mis pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi



·     Berikan tindakan kenyamanan dasar mis: reposisi dan aktivitas hiburan
·     Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (mis: teknik relaksasi, visualisasi) tertawa, musik dan sentuhan terapeutik
·     Informasi memberikan data dasar / untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektivan intervensi


·     Ketidaknyamanan rentang luas adalah umum (mis: nyeri insisi, kulit terbaar, nyeri punggung bawah, sakit kepala) tergantung prosedur agen yang dibutuhkan

·     Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
·     Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif

DX 5
Resiko tinggi kerusakan kulit / jaringan b/d efek radiasi dan kemoterapi perubahan status gizi, anemia

Tujuan:
Kerusakan kulit tidak terjadi

Kriteria hasil:
  • Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan penyembuhan cepat

Intervensi
Rasional
·     Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker, perhatikan kerusakan, perlambatan penyembuhan luka

·     Mandikan klien dengan air hangat dan sabun ringan

·     Balikkan / ubah posisi dengan sering

·     Anjurkan klien untuk menghindari kream kulit apapun
·     Reaksi kulit dapat terjadi pada beberapa agen kemoterapi



·     Mepertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit

·     Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit / jaringan yang tidak perlu
·     Dapat meningkatkan iritasi / reaksi secara nyata



DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Edisi 8, Jakarta, 2002.
Corwin, Pathofisiologi, Jakarta, 2001.
Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, Jakarta, 2000.
Hawari Dadang, Kanker Payudara, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.
Mansjoer Arif, Kapita Selekta, Media Aesculapius, Edisi 3, Jakarta, 2000.
Saifuddin, Anatomi Fisiologi, EGC, Jakarta, 1997.

0 Response to "Asuhan Keperawatan Ca Mammae (kanker payudara)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel