ASUHAN KEPERAWATAN SELULITIS
BAB I
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1.
Defenisi
Selelutis adalah inflamasi supuratif
yang juga melibatkan sebagian jaringan subcutan.
(Arif Mansjoer, hal 82).
Selulitis adalah infeksi streptokokus
yang ditandai oleh daerah epitema yang meluas, demam dan limfaselitis.
(Sylvia.A. Price, Patofisiologi, Edisi 6, Hal 1452)
Selulitis adalah inflamasi difus pada
jaringan ikat, khususnya jaringan subcutan longgar.
(sub hinchliff, kamus keperawatan, hal 80)
2.
Anatomi Dan Fisiologi
Kulit adalah lapisan jaringan yang
terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan
dengan selaput lender melapisi rongga-rongga, lubang –lubang masuk.
Lapisan kulit
terdiri dari :
-
Epidermis
-
Dermis
-
Subikutis
a.
Epidermis
Terdiri dari beberapa lapisan sel :
-
Stratum
korneum : selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat
keratin.
-
Stratum
lusidum : selnya pipih, jernih, tembus sinar, terdapat pada telapak tangan dan
kaki.
-
Stratum
granulosum : terdiri dari sel-sel pipih seperti gumparan.
-
Stratum
spinosum/stratum akantosum : lapisan paling tebal.(0,2 mm), selnya berbentuk
polygonal/banyak sudut.
-
Stratum
basal/germinarium : selnya terletak dibagian basal, bentuknya silindris.
b.
Dermis
Terdiri dari dua lapisan :
-
Atas
: pars papilans (stratum papilar)
-
Bawah : Retikularis (stratum
reticularis).
c.
Sukutis
Terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemah. Sel lemah
ini terbentuk bulat dengan intinya terdesak kepinggir sehingga membentuk
seperti cincin. Lapisan lemah ini disebut penikulus, yang tebalnya tidak sama
pada tiap tempat.
3.
Etiologi
Streptococcus pyogenes
4.
Patofisiologi
Infeksi terjadi setelah adanya luka
atau gigitan dikulit, kemudian bakteri streptococcus pyogenes menyerang daerah
luka tersebut. Bakteri tersebut menyebabkan terjadinya kemerahan yang
membengkak didaerah kulit radang akut yang dimulai dengan eritema local dan
nyeri yang cepat menyebar, sehingga terjadi infiltrasi kejaringan subkutis dan
terjadilah selulitis.
5.
Manifestasi Klinis
Gejala konstitusi berupa
malaise, menggil dan demam yang dapat timbul mendadak. Kelainan kulit berupa
infiltrate difus subcutan dengan tanda-tanda radang akut yang dimulai dengan
eritme local dan nyeri yang cepat menyebar dan infiltratif kejaringan bawahnya.
Dapat pula terjadi limfansitis. Selulitis dapat
mengalami supurasi.
6.
Komplikasi
-
Gangren
-
Abses
-
Sepsis
dengan resiko tinggi pada anak-anak
-
Immunocompromised pada dewasa.
7.
Penatalaksanaan
-
Antibiotik sistemik yaitu ;
-
Pinicilin
-
Sefalosporine
-
Vankomisin
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.
Data subjektif
-
Keluhan pasien tentang
penyakitnya
-
Adanya rasa nyeri
-
Hygiene pasien dan lingkungan
-
Riwayat diet atau nutrisi
pasien
b.
Data objektif
-
Keadaan umum pasien (nyeri)
-
Apakah terjadi infeksi pada
daerah kulit
-
Apakah ada pembengkakkan dan
sampai terjadi radang akut.
2. Diagnosa Keperawatan
Dx. 1. :
Kerusakan integritas kulit b/d
pembengkakan radang akut.
Tujuan :
Integritas kulit baik kembali
Intervensi :
Kaji kerusakan integritas kulit
Pertahankan teknik aseptic
Berikan kompres dingin
Rasional :
Dengan mengkaji kerusakan
kulit dapat diketahui tindakan apa yang akan diberikan
Dengan mempertahankan teknik
aseptic diharapkan luka bersih dan tidak terinfeksi.
Dengan pemberian kompres
dingin diharapkan rasa nyeri berkurang.
Dx. 2 :
Gangguan rasa nyaman b/d
radang akut
Tujuan :
Rasa nyeri teratasi/berkurang
Intervensi :
Pantau intensitas nyeri
Berikan kompres yang hangat
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapy (analgetik).
Rasional :
Untuk mengetahui indikasi
kemajuan dari hasil yang diharapakan
Dengan posisi yang nyaman
nyeri dapat berkurang
Dengan pemberian kompres
hangat diharapkan nyeri dapat berkurang
Dengan kolaborasi dalam
pemberian terapi (analgetik) diharapakan nyeri dapat berkurang.
Dx. 3 :
Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai
penatalaksanaan perawatan
Intervensi :
Demontrasikan cara perawatan selulitis
Tekankan pentinganya teknik aseptic
Rasional :
Dengan mendemontrasikan cara
perawatan pasien dan keluarga dapat melakukan parawatan dirumah
Dengan penekanan teknik
aseptic, pasien dapat merawat selulitis tanpa menyebabkan infeksi.
DAFTAR
PUSTAKA
Price.A. Sylvia, Patofisiologi Edisi 6
volume2, 2005, EGC ; Jakarta.
Drs. Syaiffuddin, Anatomi Fisiologi,
1992, EGC ; Jakarta.
0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN SELULITIS"
Post a Comment