Askep Angina Pektoris
Defenisi
Angina pektoris adalah suatu
sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau
perasaan tertekan di dada depan.
(KMB 2 halaman
279)
Angina pektoris adalah suatu sindrom
klinis berupa serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa
berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri.
(Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1 hal 440)
Angina pektoris dibagi menjadi:
Observasi
|
Angina
Pektoris Stabil
|
Angina
Varian
|
Angina
Pektoris Tak Stabil
|
Nyeri Dada
|
|
|
|
Kualitas
|
Sakit, tajam, kesemutan atau rasa
terbakar / tertekan
|
Sama dengan angina pektoris
stabil
|
Sama dengan angina pektoris
stabil, tetapi mungkin lebih berat
|
Lokasi dan penyebaran
|
Substernal dengan penyebaran ke
bahu kiri, bagian dalam bawah dari lengan kiri atau kedua lengan, leher,
rahang dan scapula mungkin merupakan tempat penyebaran tambahan
|
Sama dengan angina pektoris
stabil
|
Sama dengan angina pektoris
stabil
|
Faktor-faktor pencetus
|
Awitan secara klasik berkaitan
dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard,
mis: latihan fisik, mengangkat berat, stress emosional dan suhu dingin
|
Awitan istirahat: nyeri siklik,
sering terjadi selama tidur (paling umum pagi hari)
|
Nyeri dapat disebabkan sedikit
aktifitas biasa, dapat terjadi pada saat istirahat
|
Durasi dan faktor pereda
|
3 – 15 menit, berkurang dengan
istirahat, menghentikan aktifitas penyebab nyeri, menggunakan tablet
nitrogliserin sublingual
|
Secara khas nyeri meningkat
dengan cepat, cenderung berakhir lebih lama dibandingkan dengan angina dan
reda dengan latihan
|
Lama dan biasanya tidak secara
cepat berkurang dengan istirahat atau menggunakan nitrogliserin
|
Tanda dan gejala yang berhubungan
|
Selama serangan angina: dispnea,
ansietas, diaforesis, kulit dingin lembab
|
Sama dengan angina pektoris
stabil
|
Sama dengan angina pektoris
stabil, tetapi gejala mungkin menonjol dan menetap mungkin berhubungan dengan
mual
|
Pemeriksaan fisik
|
Normal selama periode tidak ada
gejala, selama serangan angina frekuensi jantung meningkat, pulsus
berubah-ubah dan temuan abnormal bersifat sementara merupakan tonjolan
prekordial
|
Sama dengan angina pektoris
stabil
|
Sama dengan angina pektoris
stabil, tetapi dapat juga menunjukkan nadi ireguler, hipotensi dan disfungsi
ventrikel kiri
|
Etiologi
v
Insufisiensi aliran darah koroner
v
Merupakan akibat penyakit arteriosklerosis
jatung dan berkaitan dengan obstruktur signifikasi pada arteri koroner yang
besar
v
Dapat merupakan kelanjutan dari stenosis aorta
berat, insufisiensi atau hipertropi kormiopati tanpa / disertai obstruksi
v
Peningkatan kebutuhan metabolic (seperti
hipertiroidisme atau pasca pengobatan tiroid)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi nyeri angina:
1.
Latihan fisik
2.
Pemajanan terhadap dingin
3.
Makanan terlalu banyak
4.
Stress atau setiap stimulasi yang menimbulkan dampak
emosional yang meningatkan beban kerja miokardial.
Pemeriksaan
v
Pemeriksaan fisis
Hasil pemeriksaan fisis seringkali masih dalam batas
normal, walaupun kadang-kadang dapat ditemukan kelainan lain yang menjadikan
faktor resiko seperti obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit arteri ferifer,
kuntelasma, urkus sennis, curlobe orease, kadang-kadang dapat juga ditemukan
bunyi jantung ke empat atau bising sistolik pada waktu serangan angina atau
pada waktu melakukan aktivitas.
v
Pemeriksaan penunjang
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu
istirahat dan bukan pada waktu serangan angina masih sering kali normal.
Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark menunjukkan
pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi pada pasien angina
kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak
khas. Pada waktu serangan angina EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST
dan gelombang T dapat menjadi negatif.
v
Foto rontgen dada
Foto rontgen dada sering kali menunjukkan bentuk jantung
yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar
kadang-kadang tampak adanya klasifikasi arkus aorta.
v
Pemeriksaan lab
Pemeriksaan lab tidak begitu penting dalam diagnosis
angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infrak jantung
akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut
dapat meninggi pada infark jantung akut
sedangkan pada angina kadarnya masih normal
Penatalaksanaan
1.
Pengobatan terhadap serangan akut, berupa nitrogloserin
sublibgual – 1 tablet yang merupakan obat pilihan yang bekerja sekitar 1 – 2
menit dan dapat diulang dengan interval 3 – 5 menit.
Pada obat 1 – 2 menit untuk menghilangkan nyeri iskemia,
sedangkan yang dengan intervalnya 3 – 5 menit apabila nyeri tidak dapat
berkurang maka px segera dibawa ke fasilitas perawatan darurat terdekat.
2.
Pencegahan serangan lanjutan
a.
Long – acting nitrate, yaitu ISDN 3 x 1o – 40 mg oral
b.
Beta bloker: propanolol, metoprolol, nadolol, atenolol,
dan pindolol
c.
Kalsium antagonosis, verapamil, diltiazem, nifedipin,
nikardipin, atau isradipin
3.
Tindakan infasif: percutaneus transuminal coronary
angio
Plusty (PTCA), laser coronary angiopasty, coronary
arteri bypas grafting (CABG)
4.
Olah raga disesuaikan
Tujuan
pengobatan angina pektoris ialah untuk:
v
Menghilangkan sakit dada
v
Memperbaiki kualitas hidup
v
Memperpanjang umur
Hal ini dapat dicapai dengan
menambah suplai darah ke daerah yang mengalami iskemia dan mengurangi konsumsi
oksigen otot jantung dengan pemberian obat. Tindakan intervensi untuk
melebarkan daerah penyempitan dengan memakai balon atau alat-alat baru yang
lain, atau dengan tindakan pembedahan. Di samping itu faktor resiko harus diobati,
dan cara hidup perlu disesuaikan untuk menghindari faktor presipitasi maupun
faktor lain yang dapat memperberat.
Pathofisiologi
Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan fibrous pada dinding
arteri koroner
↓
Penyempitan pembuluh darah koroner
↓
Obstruksi / hambatan aliran darah miokard
↓
Iskemia (berkurangnya kadar oksigen)
↓
Mengubah metabolisme aerobik menjadi an aerobik
↓
Tertimbun asa laktat
↓
Ph sel menurun
↓
Muncul efek hipoksia
↓
Mengganggu fungsi ventrikel kiri
↓
Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung
dengan berkurangnya jumlah curah jantung sekuncup (jumlah darah yang
dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)
↓
Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung
(heremodinamik)
↓
Tekana jantung kiri, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan
tekanan dan paru-paru kiri meningkat
↓
Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung
↓
Nyeri
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
v
Aktivitas / istirahat
Gejala:
·
Pola hidup monoton, kelemahan
·
Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah
latihan
·
Nyeri dada bila kerja
Tanda:
Dispnea saat kerja
v
Sirkulasi
Gejala:
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan.
Tanda:
·
Takikardia, disritmia
·
Tekanan darah normal, meningkat atau menurun
·
Bunyi jantung: mungkin normal lambat atau murmur
sistolik transien lambat (disfungsi otot papilaris mungkin ada saat nyeri
v
Makanan / cairan
Gejala:
·
Mual, nyeri ulu hati, epigastrum saat makan
·
Diet tinggi kolesterol / lemak, garam, kafein,
minuman keras
Tanda:
Ikat pinggan sesak, distensi gaster
v
Integritas ego
Gejala:
Stresor kerja, ekluarga, alin-lain
Tanda:
Ketakutan, mudah matah
v
Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala:
·
Nyeri dada aubsternal, anterior yang melebar ke
rahang, leher, bahu, dan ekstremitas atas (lebih pada kiri dari pada kanan)
·
Kualitas: macam, ringan sampai sedang, tekanan
berat, tertekan, terjepit, terbakar
·
Durasi: biasanya kurang dari 15 menit,
kadang-kadang lebih dari 30 menit
Tanda:
Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit
tangan kiri, tegangan oto, gelisah
v
Pernafasan
Gejala:
·
Dispnea saat kerja
·
Riwayat merokok
Tanda:
Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan edalaman
B. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan rasa nyaman nyeri b/d insufisuensi oksigen
- Perubahan penurunan curah jantung b/d perubahan inotropik
- Gangguan rasa nyaman ansietas b/d ancaan terhadap konsep diri
C. Intervensi
Diagnosa I
Tujuan:
Rasa nyaman nyeri dapat diatasi.
Kriteria hasil:
Px menyatakan nyeri hilang
Intervensi:
·
Kaji dan catat respons px / efek obat
·
Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas
pendek
·
Berikan oksigen tambahan
·
Berikan anti angina sesuai indikasi
Rasional:
·
Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit
·
Alat dalam evaluasi keefektifan intervensi dan
dapat menunjukkan kebutuhan perubahan program pengobatan
·
Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan
hipoksia dan napas pendek berulang
·
Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan
miokard / mencegah iskemia
Diagnosa II
Tujuan:
Curah jantung normal
Kriteria hasil:
Px melaporkan penurunan episode dispnea
Intervensi:
·
Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, TD
·
Berikan O2 tambahan sesuai kebutuhan
·
Berikan obat sesuai indikasi
Rasional:
·
Takikardia diet terjadi karena nyeri, cemas,
hipoksemia, dan menurunnya curah jantung, perubahan yang terjadi pada TD karena
respon jantung
·
Angina hanya gejala psikologis yang disebabkan
diskemia miokard. Penyakit yang mempengaruhi fungsi jantung menjadi
diskompensasi
·
Meningkatkan sediaan O2 untuk kebutuhan miokard
untuk memperbaiki kontraktilitas, menurunkan iskemia dan kadar asam laktat
Diagnosa III
Tujuan:
Konsep diri teratasi
Kriteria hasil:
Px menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat
sesuai
Intervensi:
·
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes
stress
·
Dorong keluarga dan teman untuk menganggap px
seperti sebelumnya
·
Berikan sedatif, tronguilizer sesuai indikasi
Rasional:
·
Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosa dan
prognosis
·
Meyakinkan px bahwa peran dalam keluarga dan
kerja tidak berubah
·
Mungkin diperlukan untuk membantu px untuk
sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi kping adekuat
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3,
Media Aesculapius, Jakarta ,
2000.
Brunner and Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah,
Edisi 8, EGC, Jakarta ,
2002.
Doenges E. Marilynn, Rencana Asuhan Keperawatan,
Edisi 3, EGC, Jakarta ,
2000.
KMB 2
0 Response to " Askep Angina Pektoris"
Post a Comment