Askep Tumor Hypofise
BAB 1
TINJAUAN TEORI
A.KERANGKA KONSEP
1.DEFINISI
Tumor hipofisis biasanya tidak bersifat ganas meskipun lokasinya penting dan efeknya terhadap produksi hormon oleh organ target dapat mengakibatkan kematian. Tumor kelenjar hipofisis terdiri atas tiga tipe utama yang menggambarkan pertumbuhan berlebih pada :
- Sel-sel eosinofil
- Sel basofil
- Sel – sel kromofob
( Smeltzer, suzanne c. 2001: 1334 ).
Kelenjar hipofisis di sebut sebagai master gland sistem endokrin, kelenjar ini mengeksresikan hormon- hormon yang selanjutnya akan mengendalikan sekresi hormon oleh kelenjar lainnya. Kelenjar hipofisis sendiri sebagian besar di kontrol oleh hipotalamus, suatu daerah otak di dekat kelenjar tersebut. ( Smeltzer ,Suzanne c. 2001 : 1291 ).
Adenoma hipofisis adalah adenoma intra seluler (tumor di dalam sella tursika )dengan besar diameter kurang lebih dari 1 cm dengan tanda – tanda hipersekresi hormone. (Mary,2009:12 ).
- 2. Anatomi Fisiologi
Kelenjar endokrin mencakup kelenjar hipofisis (pituitary), tiroid, paratiroid, adrenal, pulau- pulau langerhans pancreas, ovarium dan testis.
Kelenjar hipofise disebut master gland karena merupakan pusat dari segala kelenjar yang ada di endokrin. Sama seperti hipootalamus yang penting untuk mengontrol perilaku dan memungkinkan tubuh berespon sesuai terhadap bermacam-macam rangsangan yang datang dan menerima informasi dari susunan saraf pusat dan perifer. Tetapi secara anatomi terpisah dari kelenjar hipofise.
Ada dua perubahan fisiologis karena tumor hipofisis yaitu:
- Perubahan yang timbul karena adanya space accuping mass dalam cranium
- Perubahan yang di akibatkan oleh hipersekresi hormon dari tumornya itu sendiri.
Klasifikasi tumor hipofisis /adenoma hipofisis adalah :
- Encapsulated ( tidak ada metastase pada sella tursika )
- Invasif ( sella tursika rusak karena metastase )
- Mikroadenoma (Encapsulated tumor dengan diameter kurang dari 10 mm )
- Makroadenoma ( Encapsulated tumor dengan diameter lebih dari 10 mm ).
Perubahan neurologis yang di timbulkan antara lain :
- Gangguan penglihatan sampai kebutaan total
- Sakit kepala dan somnolen
- Tumor yang besar dan mengenai hipotalamus : suhu tubuh, napsu makan, dan tidur bisa terganggu, serta tampak ketidakseimbangan emosi.
Kelenjar hipofisis merupakan sruktur berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih 1,27 cm (1/2 inchi ) yang terletak pada permukaan inferior otak dan di hubungkan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Kelenjer hipofisis di bagi menjadi :
- Hipofisis posterior
Mensekresikan hormon vasopressin, hormon antidiuretik (ADH) dan oksitosin.kedua hormon ini di sintesis dalam hipotalamus kemudian berjalan lewat sel – sel saraf yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjer hipofisis posterior tempat hormon di simpan. Sekresi vasopresin di stimulasi oleh peningkatan osmolaritas darah / penurunan tekanan darah, fungsinya untuk mengendalikan ekresi air oleh ginjal sedangkan sekresi oksitosin di stimulasi selama kehamilan dan persalinan, fungsinya memudahkan ejeksi asi selama laktasi dan menigkatkan kekuatan uterus pada saat persalinan. Oksitosin oksigen di gunakan sebagai terapi untuk memicu persalinan.
( Smeltzer ,2001 :1291 ).
- Hipofisis anterior
Hormon hipofisis anterior meliputi :
- Growt hormon (GH ) organ targetnya seluruh tubuh berfungsi :
- Pertumbuhan sel dan tulang
- Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
- Meningkatkan sintesis protein
- Meningkatkan lipofisis ( memecahkan lemak menjadi asam dan gliserol )
- Meningkatkan retensi elektrolit dan volume cairan ekstravaskuler
- Prolaktin ( PRL ) organ targetnya payudara dan gonad berfungsi sebagai perkembangan dan laktasi, pengatur organ reproduksi wanita dan pria.
- Thyroid stimulating hormon ( TSH ) organ target kelenjar tiroid. Berfungsi untuk pertumbuhan dan mengendalikan semua fungsi tiroid.
- Adrenocorticotrophic hormone ( ACTH ) organ targetnya korteks adrenal. Berfungsi :
- Untuk pertumbuhan dan mempertahankan besarnya korteks adrenal
- Untuk mengendalikan keluarnya glukokortikoid (Kortisol) dan adrenal androgen (sipat kejantanan ).
- Gonadotropin , terdiri atas follicle stimulathing hormone ( FSH ) dan luteinizing hormone ( LH ) organ targetnya gonad yang berfunsi menstimulasi gametogenesis dan produksi steroid seks pada pria dan wanita.( Marry, 2009 : 5-6 )
Hormon pertumbuhan
Disebut juga somatotropin merupakan hormon protein yang meningkatkan sintesis protein dalam banyak jaringan,meningkatkan penguraian asam lemak dalam jaringan adiposa, meningkatkan kadar glocosa darah. Sekresi horman pertumbuhan yang tidak memadai pada anak-anak mengakibatkan keterbatasan pertumbuhan, sebaliknya sekresi yang berlebihan yang disebabkan oleh tumor Eosinofil menyebabkan gigantisme (penderita yang mencapai tinggi 7 kaki (2,1m) atau 8 kaki (2,4m) )
Sekresi yang berlebihan pada orang dewasa menyebabkan akromegali, yang terjadi pada kaki, tangan, hidung dan dagu. Tumor basofil menyebabkan sindrom chusing yang berkaitan dengan hiperadrenalisme, seperti maskulinisasi,amenore, obesitas,HT, osteoporosis dan polisitemia. Tumor kromofo merupakan 90% dari seluruh tumor hipofisis, tidak menghasilkan hormon tetapi menghancurkan sisa kelenjar hipofise sehingga terjadi hipopituitarisme. (smeltzer ,2001 :1293)
Kelainan yang bisa mengakibatkan hipopituitarisme adalah:
a.Kraniofaringioma (tumor pada hipofisis serebri) dan tumor hipofisis non secreting
b.Perubahan iskemik karena perdarahan pascapartum (sindrom sheena) atau akibat syok septic, menimbulkan infark pada hipofisis
c.Infeksi: Ensefalitis Viral dan bakteremia
d.Kerusakan pada hipofisis akibat terapi radiasi
e.Trauma, termasuk pembedahan
- PATOFISIOLOGI
Kelebihan hormon-hormon Defisit hormon-hormon
Sekresi hipofisis posterior sekresi hipofisis anterior
Tumor hipofise
Kompresi struktur Kompresi Sella Tursika Fungsi hipofise abnormal
dasar tengkorak N.II,III,IV,V & Kiasma Optikum
Peningkatan tekanan intrakranial Hemianopsia Hiposekresi GH Hipersekresi GH
Hipertensi
Dwarfisme - Gigantisme (anak)
- Akromegali (dewasa)
( Sjamsuhidayat, 1997)
- ETIOLOGI
Pada umumnya penyebab tumor hipofise belum diketahui (idiopatik). Factor predisposisi dari penyakit kelenjar hipofisis ini sendiri akibat hipofungsi kelenjar hipofisis ( Hipopituitarisme) / kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis.
5.MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala umum yang sama untuk semua tumor hipofisis di sebabkan oleh penekanan lokal pada dinding sella tursika ( pada struktur dasar tengkorak terutama nervus II dan optikum)
a.Tumor eosinofil, menimbulkan sakit kepala hebat, gangguan membedakan warna,diplopia, kebutaan sebagian penglihatan.
- Tumor basofil menimbulkan maskulinisasi, amenore, obesitas, HT, Ostoeporosis dan polisitemia.
- Tumor kromofob. Tampak obesitas, somnolen, rambut yang halus serta jarang, kulit yang kering serta lunak, muka pucat, tulang-tulang kecil, kehilangan libido, gejala lainnya mencakup : poliuria, polipagia, suhu tubuh yang tidak stabil.
- Pada gigantisme, tubuh tinggi
- Pada akromegali : jari-jari, rahang, dahi, tangan dan kaki menebal
- peningkatan tekanan intrakranium (corwin, 2001:273)
Manifestasi klinis hipopituitarisme:
a.Gangguan penglihatan dan papiledema
b.Tanda-tanda deficit gonadotropin
-Menurun kadar FSH, LH, serum, dan steroid gonad.
-Anak-anak mengalami terlambat pubertas
-Dewasa: wanita (oligomenorea atau amenore, atrofi uterus dan vagina, potensial atrofi payudara serta hilangnya libido. Pria (hilangnya libido, jumlah sperma berkurang, gangguan ereksi, testis mengecil dan rambut tumbuh rontok)
c.Manifestasi deficit hormone pertumbuhan:
- Anak-anak
-Pertumbuhan lambat, tetapi bagian tubuh proporsional, terlalu banyak jaringan lemak, tetapi pertumbuhan otot buruk.
-Terlambat pubertas, tetapi pada akhirnya perkembangan seksual normal.
-Kadar hormon pertumbuhan serum menurun
- Dewasa
-Tubuh pendek sekali
-Pertumbuhan otot buruk sehingga cepat lelah
-Emosi labil
-Manifestasi deficit prolaktin (ibu pascapartum tidak mengeluarkan ASI dan kadar prolaktin serum kurang)
d.Manifestasi deficit TSH (tanda dan gejala hipotiroidisme serta kadar TSH serum dan tiroid hormone kurang.
e.Manifestasi deficit ACTH (kadar ACTH serum, glukokortikoid, dan adrenal androgen kurang)
- PENATALAKSANAAN
Tumor hipofisis dapat pula di tangani dengan pemberian obat Bromociptine,agonis dopamine. Obat ini sangat berhasil menagani kasus akromegali.
Adenoma hipofisis bias dilakukan dengan pembedahan, radiasi , atau dengan pengobatan. Obat ini menekan hipersekresi dari adenoma itu sendiri, tujuannya adalah memperbaiki hipersekresi hipofisis anterior dan menekan hipersekresi adenoma. Komplikasi pembedahan adalah transien diabetes insipidus. ( Marry, 2009 :13 )
- Operasi pengangkatan tumor hipofisis lewat pendekatan Transfenoidalis.
- Terapi radiasi stereotaktik
- Radiasi konpensional,bromokriptin dan oktiotide
- Pengobatan kelebihan GH biasanya adalah eksisi tumor penghasil GH secara bedah.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
|
Hiperpituitarisme • Kaji usia, JK dan riwayat penyakit sama dengan keluarga Data subjektif: • Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ tubuh seperti jari, tangan dsb. • Perubahan tingkat energi, merasa cepat lelah • Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman • Dispaneuria dan pada pria disertai impotensi • Gangguan sensori terutama penglihatan • Kesulitan dalam hub seksual • Perubahan siklus menstruasi pada wanita • Libido menurun Data objektif
-Fungsi saraf cranial II, III, IV,dan VI
-Perubahan retina bisa menunjukkan papiledema (edema pada saraf optic)
-Status mental dan emosional
-Mobilitas dan perubahan pada sendi
-Tanda-tanda vital
-Berat badan dan tinggi badan
Pemeriksaan fisik:
• Amati bentuk wajah
• Kardiomegali • Pembesaran pada tangan/lengan • Adanya kesulitan menelan • Penurunan penglihatan • Nyeri dan perubahan pada sendi • Suara membesar • Hipertensi • Disfalgia Hipopituitarisme
Pengkajian
• Riwayat penyakit masa lalu • Sejak kapan keluhan dirasakan • Apakah keluhan terjadi sejak lahir • BB dan TB saat lahir Keluhan utama:
• Pertumbuhan terlambat
• Ukuran otot dan tulang kecil • Tanda –tanda seks sekunder tidak berkembang • Infertilitas • Impotensia • Libido menurun • Nyeri senggama pada wanita Pemeriksaan fisik: • Amati bentuk dan ukuran tubuh, BB dan TB, pertumbuhan rambut diwajah • Palpasi kulit, pada wanita biasanya kering dan kasar. 2. Diagnosa Keperawatan a. Cemas b/d tidak ada kepastian penyebab hipersekresi dan tumor, tidak ada kepastian hasil pengobatan, perubahan struktur tubuh, serta disfungsi seksual.
b.Gangguan kenyamanan b/d nyeri pada sendi dan vertebra (pertumbuhan tulang yang abnormal)
c.Gangguan citra diri b/d perubahan pada struktur tubuh, kebutaan, disfungsi seksual, masalah mobilitas, dan masalah kemandirian.
d.Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d terhentinya sekresi ADH akibat trauma pembedahan.
3.Intervensi Keperawatan
DP I
Mengurangi rasa cemas
-Kaji tingkat kecemasan, stressor yang ada, dan strategi yang dipakai pasien untuk mengatasi stressor.
-Jelaskan dengan rinci mebgenai uji diagnostic dan pengobatan
-beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan masalah yang dialaminya dan gunakan sumber yang bisa membantunya
DP II
Memberi rasa nyaman
-Pantau rasa nyeri tiap empat jam. Pakai skala untuk menilai rasa nyeri. Minta pasien memberi tahu secara spesifik rasa nyeri dan menunjuk lokasi nyeri
-Tentukan waktu rasa nyeri itu timbul dan beri obat analgesic yang telah dipesan dokter sebelum rasa nyeri memuncak. Kaji efek analgesic
-Bantu pasien memakai tindakan non farmakologis untuk mengatasi rasa nyeri, misalnya mengubah posisi dengan kepala ditinggikan, masase, mendengar lagu yang bisa menenangkannya, mengalihkan perhatian (distraksi), modifikasi lingkungan, kompres hangat atau dingin.
DP III
Menangani perasaan harga diri
-kaji faktor – factor yang bisa mengancam harga diri dan ungkapkan pasien yang negatif mengenai dirinya.
-Buat pasien merasa bahwa reaksinya terhadap stressor adalah normal dan reaksi itu tidak sama pada setiap individu.
-Bantu pasien mempertahankan seoptimal mungkin kemandirian dalam melakukan aktivitas hidup sehari –hari dan control pribadi.
-Bantu pasien mencari makna pengalaman penyakitnya dan mengatasi situasi.
DP IV
Mencegah kekurangan volume cairan
-Kaji factor resiko kekurangan volume cairan dan memperbaiki apabila memungkinkan.
-Timbang berat badan setiap hari sebelum sarapan pagi setelah vesika urinaria di kosongkan. Pakai timbangan yang sama.
-Asupan cairan sebanyak 2.500 – 3.000 ml per hari,kecali apabila ada kontraindikasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tumor hypofise adalah adenoma intraselular (tumor di dalam Sella Tursika), dengan besar diameter 1 cm dengan tanda-tanda hipersekresi hormon.
2. Etiologi tumor hypofise pada umumnya bersifat idiopatik, namun faktor predisposisi dari penyakit kelenjar hipofisis ini sendiri terjadi akibat hipofungsi kelenjar hipofisis (hipopituitarisme)/kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis .
3. Tanda dan gejala umum yang sama untuk semua tumor hipofisis disebabkan oleh penekanan lokal pada dinding Sella Tursika (pada struktur dasar tengkorak terutama Nervus II dan Kiasma Optikum).
4. Tumor hipofisis dapat pula ditangani dengan pemberian obat Bromocriptine, suatu agonis dopamin obat ini sangat berhasil menangani beberapa kasus akromegali.
B. SARAN
1. Dengan memberikan penjelasan tentang tumor hipofisis, kita dapat mengetahui pengertian tumor hipofise sehingga dapat diatasi.
2. Kepada institusi pendidikan diharapkan kerjasama dalam pembuatan makalah terutama sumber literatur.
3. Kepada teman-teman semoga makalah ini dapat memberikan motivasi dalam pembuatan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Volume 2. Jakarta. EGC, 2001.
2. Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta. EGC,2000.
3. Mary. Seri Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin. Jakarta. EGC. 2009.
|
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM ENDOKRIN DENGAN TUMOR HYPOFISE
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
- TRI WIRA MARETHA
- YAHYA
- DESMAWATI
- SYAIFUL ANWAR
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
MITRA SPESIALIS POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES MEDAN 2009/2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kelompok ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalai ini dengan judul: “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM ENDOKRIN DENGAN TUMOR HYPOFISE “. Makalah ini kelompok susun dalam memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Medikal Bedah I di Poltekkes Medan.
Dalam makalah ini kelompok menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena keterbatasan waktu, sumber, dan pemahaman kelompok sendiri sebagai penyusun. Untuk itu kelompok mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun.
Dalam penyusunan makalah ini kelompok banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada
- Ibu DRA. MEGAWATI,S.Kep, Ns, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penyusun.
- Kepada seluruh teman-teman kelompok yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kelompok mengucapkan banyak terima kasih semoga bimbingan dan dorongan serta saran yang telah diberikan kepada kelompok dalam penyusunan makalah ini mendapat hikmat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Medan, oktober 2009
Kelompok II
0 Response to "Askep Tumor Hypofise"
Post a Comment