Asuhan Keperawatan Pada Pasien Chiken Fox
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
- KONSEP DASAR
- Defenisi
Chiken fox adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh versikel di kulit dan selaput lender yang disebabkan oleh virus varicella.
(Ngastiah, 2005. 337)
Chiken fox atau sering disebut cacar air (varicella) adalah infeksi akut primer oleh virus varicella –zooster yang menyerang kulit dan mukosa dan secara klinis terdapat gejala konstitusi kelainan kulit polomorfi ( keadaan kulit berbentuk aneka ragam) terutama berlokasi sentral tubuh.
(Arif Mansjoer, 2001.131)
- Anatomi dan Fisiologi
Kulit berikut lapisan jaringan yang terdapat pada bagian lua yang berfungsi untuk menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lend yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, didalamnya terdapat ujung saraf peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan exkretori-sekretori dan absorbsi.
Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelanjar mukosa. Disamping itu kulit juga mempunyai daya regenerasi yang besar dimana setelah kulit terluka, sel-sel dalam dermis melawan infeksi local kapiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang bergeberasi sehingga membentuk jaringan parut yang mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kapiler akhirnya diubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel.
(Drs.Syaifuddin, 1996, 161)
- Etiologi
Varisela disebabkan oleh herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella zoster( virus v-z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster.Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varicella, kemudian setelah penderita pendrita varicella tersebut sembuh. Mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten ( tanpa ada manifestasi klinis) kemudian virus v-z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus v-z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita varicella dapat dilihat dengan mikrockopi electron dan dapat diisplasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblast paru embrio manusia .
( Ilmu kesehatan anak II, 1985, 637)
- Pathofisiologi
Virus
Traktus respiratorius
Infeksi pada selaput lendir pada peredaran darah dan system limfat
Infeksi pada kulit papula
Regenerasi sel
Terbentuknya sel raksasa
Perkembangan lesi yang tepat
Leukosit polimorfunuklear menyerang korium dan cairan veiskel
Krusta
- Manifestasi Klinis
Masa inkubasi varicella berkisar 11-12 hari, dan biasanya 13-17 hari hari.
Tanda dan gejala varicella terdapa dua stadium yaitu:
- Stadium pradormal : 24 jam sebelum kelainan kulit tumbuh, terdapat gejala panas, malaise, anoreksia, nyeri kepala dan beberapa individu disertai batuk kering
- Stadium ruam/ erupsi: dimulai dengan terjadinya papula merah, kecil yang berubah menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritematous. Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam. Biasanya vesikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3-4 hari erupsi tersebar mula-mula kedada kemudian ke wajah , bahu dan anggota gerak. Erupsi ini disertai perasaan gatal.
( Ngastiah, 2005, 365)
- Komplikasi
Adapun kompikasi yang timbul adalah:
- Pneumonia varicella → hanya pada anak 0,8 %. Biasanya disebabkan oleh infeksi sekunder & anak dapat sembuh dengan sempurna,. Pneumonia yang disebabkan oleh virus varicella –zoster jarang didapatkan pada anak system imunologi normal dan ada anak dengan defisisensi imunologis dan orang dewasa tidak jarang ditemukan
- Terjadi komplikasi pada susunan saraf seperti ensefalitis, ataksia, nistagmus tremor, kelumpuhan saraf muka dan sindrom hipotalamus yang disertai obesitas atau panas badan berulang-ulang.
- Pasien varicella dengan komplikasi ensefalitis setelah sembuh dapat meninggalkan gejala sisa seperti kejang, refadasi mental dan kelainan tingkah laku. Anak dengan system imunologis yang normal jarang mendapat komplikasi tersebut seta varicella pada system tersebut dapat menyebabkan kematian.
( Ngastiyah, 2005, 365)
- Pemeriksaan Penunjang
- Dalam pemeriksaan darah ditemukan virus varicella-zoster dan biasa dijumpai:
- 72 jam pertama leucopenia disertai limfositosia relative dan absolut
- Kenaikan protein
- Gukosa normal
- Pewarnaan sel imunoflovrecen dari lesi kulit
- Menggunakan biakan jaringan fibroblast dan embrio manusia
- Antibody Ig G dan Ig M
- Untuk pemeriksaan varicella bahan dimbil dari dasar vesikel dengan cara kerokan atau di cat dengan giemsa atau hematoksilin erosin( HE) maka kan melihat sel-sel raksasa ( giant cell) yang multinukleus atau epitel berisi aciclophilis inclusion bodies)
- Penatalaksanaan
- Pengobatannya
Pemberian bedak salisilat 1 % akan mencegah infeksi sekunder ( mis : kuku digunting agar pendek, mengganti pakaian atau alas tidur sesring mungkin)
Vidarabine atau adrine arabinoside in vitro mempunyai sifat anti virus. Vidarabina dapat digunakan dengan hasil yang baik pada penderita pneumonia arisela. Dosis dianjurkan adalah 15 mg/ kgbb/hari, tidak toksis terhadap sumsum tulang dan tidak menekan immune responsy.
- Pencegahan
- Aktif
- Pemberian vaksin yang live attenutted ( pasien leukemia dan pasien keganasan lain untuk mencegah komplikasi dan kematian)
- Kamar terisolasi dengan system udara tersaring
- Perawat yang rentan tidak usah merawat selama masa inkubasi
- Pasif
Dilakukan dengan pemberian zoster ilmu globulin (ZIG) dan zoster imun plasma(ZIP)
- Pemberian ZIG sebanyak 5 ml dalam 72 jam setelah kontak dengan penderita varicella
- Pemberian ZIP 3-14,3 ml/ kgbb ( secara intavena)
Pemberian globulin akan menyebabkan perjalan penyakit varicella jadi ringan tapi tidak dapat mencegah varicella. Dianjurkan untuk memberikan globulin sama kepada bayi yang dilahirkan dalam waktu 4 hari setelah tampak tanda-tanda varicella.
- Penyuluhan dan keperawatan
- Gangguan rasa aman dan nyaman pada masa prodromal karena adanya demam, malaise, anaoreksia dapat menimbulkan veiskel gelembung berisi cairan jernih kemudian dapat menjadi keruh dan menyebabkan actual serta beritahu aga:
- Tidak menggaruk vesikel karena jika pecah akan meninggalkan bekas yang tidak bisa hilang
- Kuku dipotong agar tidak menimbulkan infeksi bila menggaruknya
- Mandi dengan larutan PK (Permanganat klaikus)
- Taburi bedak salicytalk
- Resiko terjadi komplikasi
- Jelaskan bekas varicella bisa hilang bila tidak terjadi infeksi
- Bila anak masih sekolah minta keterangan dokter untuk tidak sekolah untuk mencegah penularan terjadi pada teman sekolah pasien, penularan terjadi sampai 6-7 hari setelah penyakit terjadi.
( Ngastiyah, 2005. 266, 367, 378)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
- Pengkajian
- Sumber data meliputi:
- Data riwayat kesehatan masa lalu meliputi pernah menderita penyakit sejanis sebagaimana kondisi lingkungan penderita baik itu dirumah, lingkungan bermain dan adakah sakit serupah
- Kiwayat kesehatan sekarang
- Pernah kontak dengan penderita sejenis
- Adakah penderita yang sama dilingkungannya
- Berapa lama menderita
- Kapan gejala-gejala tersebut mulai dirasakan
- Pengkajian fisik
pada masa pengkajian fisik daapt tanda-tanda
- Masa prodromal
- Deman malaise, anoresia, nyeri kepala
- Kadang terasa nyeri abdomen ringan
- Masa erupsi/ rauam
- Kenaikan suhum deman
- Lesi popula mukula vesikel pada kulit
- Selaput lendir agak terasa gatal
- Adanya limfa yang merupakan infeksi sekunder
(donna L. wong, 2003 : 657)
- Diagnosa keperawatan
DX I
Gangguan rasa nyaman nyeri B/D lesi kuit malaise
Tujuan :
Pemenuhan rasa nyaman terhadap nyeri tercapai
Criteria hasil :
- kulit dan membrane mukosa bersih dan bebas dari iritasi
- gatal-gatal berkurang dan mencegah menyebarnya cairan vesikel
Intervensi :
- berikan mandi air dingin dan berikan lotion seperti kelomin
- pecahkan vesikel yang sudah menggelembung dan beri cairan agar tidak mengiritasi kulit
- jaga agar kulit tetap bersih, ganti pakaian setiap hari dan jaga agar suhu anak tetap dingin
- anjurkan anak untuk mandi dengan meggunakan larutan PK (permanangat kalikus)
rasionalisasi :
- untuk menurunkan rasa gatal
- dengan memecahkan vesikel dapat mencegah menyebarnya cairan vesikel ke bagian tubuh lain yang beelum terkontaminasi
- untuk mengurangi rasa gatal karena udara yang terlalu panas dapat meningkatkan rasa gatal
- untuk menurunkan rasa gatal
DX II
Gangguan suhu tubuh B/D demam
Tujuan :
Mempertahankan suhu tubuh normal
Criteria hasil :
- Suhu tubuh anak kembali normal yaitu 36,5°C - 37°C
- Demam teratasi
Intervensi :
- beri kompres dingin baik di bagian kepala, ketiak dan lipatan paha
- berikan minum yang banyak mis : air the hangat
- observasi dan ukur suhu tubuh
- kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik
Rasionalisasi :
- untuk dapat menurunkan suhu tubuh dan dapat menurunkan rasa gatal
- dengan minum air teh hangat setidaknya membantu untuk memberikan tenaga pada anak
- dengan mengobservasi dan mengukur suhu tubuh dapat diketahui kestabilan suhu tubuh anak
- dengan antipiretik diharapkan dapat membantu menurunkan suhu tubuh anak
DX III
Gangguan pemenuhan nutrisi B/D anorexia
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Criteria hasil
- menunjukkan peningkkatan nafsu makan dimana diet yang disediakan habis dimakan
- dapat mempertahankan dan meningkatkan berat badan
Intervensi :
- berikan makanan bergizi yang disertai dengan suplemen nutrisi
- izinkan anak untuk memakan yang dapat ditoleransi anak
- anjurkan kepada orangtua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering
- sajikan makanan dalam bentuk yang hangat
rasionalisasi :
- meningkatkan kualitas intake cairan dan nutrisi
- untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan akan meningkat
- untuk meningkatkan asupan nutrisi
- untuk mencapai kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh
DX IV
Kerusakan interaksi social B/D isolasi dengan teman sebaya
Tujuan :
Hubungan social anak meningkat
Criteria hasil :
- pasien dapat memahami absan isolasi
- pasien dapat menunjukkan pemahaman tentang pembatasan
- pasien dapat melakukan aktifitas yang tepat dan berinteraksi sehingga teman sebaya dapat menerima si pasien
Intervensi :
- jelaskan alasan untuk pengisolasian dan penggunaan kewaspadaan khusus
- biarkan anak memainkan sarung tangan
Rasionalisasi :
- untuk meningkatkan pemahaman anak tentang pembatasan
- untuk memfasilitasi koping positif
0 Response to "Asuhan Keperawatan Pada Pasien Chiken Fox"
Post a Comment