Asuhan Keperawatan Pleuritis

BAB  I     
PENDAHULUAN         

  1. Latar Belakang
             Berdasarkan UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 10 mengatakan bahwa untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal kepada masyarakat perlu di selenggarakan suatu usaha tindakan kesehatan dengan pendekatan, pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), upaya pencegahan penyakit (preventif), upaya penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) di selenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
          Dengan adanya UU tersebut, maka jelas bahwa keperawatan juga adalah merupakan salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai otonomi dan kewenangan dalam melaksanakan proses keperawatan sebagai upaya pemecahan masalah di bidang kesehatan.
              Di dalam penyelesaian masalah kesehatan, perawat di tuntut untuk mempunyai ilmu dan pengetahuan khusus serta mempelajarinya terutama yang ada kaitannya dengan sistem tubuh manusia karena menangani kasus – kasus yang mempunyai resiko privalensi tinggi seperti kasus pada penderita gangguan pernapasan ” Pleuritis.”
              Penyakit pleuritis adalah penyakit yang memerlukan penanganan yang serius. Dalam hal ini perawat berperanan penting dalam hal pemberian Asuhan Keperawatan yang meliputi pelayanan keperawatan untuk proses penyembuhan dan memberi penyuluhan dalam upaya pencegahan penyakit pleuritis.

  1. Tujuan Penulisan
  2. Tujuan Umum
        Untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang Asuhan Keperawatan yang akan di laksanakan  pada penderita pleuritis dalam lingkungan kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, dan Klinik – klinik.


  1. Tujuan Khusus
            Sebagai perawat profesional harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan     dalam melaksanakan proses keperawatan pada penderita pleuritis yang meliputi pengkajian, penegakkan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sehingga tindakan keperawatan yang di lakukan dapat terlaksana sesuai dengan prosedur keperawatan.
  1. Metode Penulisan
              Dalam penulisan makalah ini metode yang di gunakan di sesuaikan dengan sistimatika penulisan karya tulis.
  1. Manfaat Penulisan
        Adapun yang menjadi manfaat penulisan makalah ini antara lain :      
  • Menambah ilmu pengetahuan dalam melakukan tindakan keperawatan pada penderita pleuritis.
  • Perawat dapat memberikan gambaran dalam proses keperawatan yang akan di lakukan pada penderita pleuritis.
  • Sebagai bahan pertimbangan dalam hal penegakkan diagnosa keperawatan pada penderita gangguan pernapasan.
  • Memotivasi perawat terhadap setiap tindakan yang akan di lakukannya.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

  1. Defenisi
                      Pleura adalah suatu lapisan ganda jaringan tipis yang terdiri dari sel-sel mesotelial, jaringan ikat, pembuluh-pembuluh darah kapiler, dan pembuluh-pembuluh getah bening ( Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman dan Sarwono Waspadji, Jilid II Hal.7850 )
                      Pleuritis adalah radang pada selaput dada, kerapkali karena tuberkulosis, mungkin juga karena radang paru ( Kamus Kedokteran, Dr.Med Ahmad Ramali dan K.St.Pamoentjak, Penerbit Djambatan. Halaman 234 )
                      Pleuritis adalah inflamasi ( peradangan ) pada pleura akut atau kronis dengan eksudasi atau merembesnya darah dalam rongga atau permukaan pleura.
                      Pleuritis mengacu pada inflamasi kedua lapisan pleura : pleura parietalis, yang menutupi permukaan dinding dada, mediastinum, dan permukaan atas diafragma, dan pleura viseralis, yang menutupi seluruh permukaan kedua paru.
                 ( Buku Ajar KMB, Brunner dan Suddarth, edisi 8 Vol.1 Hal. 592 – 593 )

  1. Anatomi Fisiologi
                      Paru-paru terletak pada rongga dada yang datarannya menghadap ke tengah rongga dada (kavum mediastinum) dan paru tersebut di bungkus oleh selaput  yang di sebut pleura.
                        Paru-paru ini di bagi menjadi 2 jenis, yaitu :
  1. Paru-paru kanan yang terdiri dari 3 lobus dan  tiap lobus tersusun oleh lobulus.
  2. Paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus dan tiap-tiap lobus tersebut terdiri dari belahan                            yang lebih kecil yang di sebut dengan segmen.
                        Pleura yang merupakan selaput pembungkus paru terdiri dari dua yaitu :
  1. Pleura viseral yakni selaput paru yang langsung membungkus paru.
  2. Pleura parietal yakni selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar.
                        Dengan demikian paru adalah merupakan sebuah organ tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung - gelembung (alveoli) dimana gelembung ini
     terdiri dari sel-sel epitel dan endotel sehingga jika di bentangkan luas permukaannya kurang lebih 90 m2 dan pada lapisan ini terjadi pertukaran udara dimana O2 masuk ke dalam darah dan CO2 di keluarkan dari darah.
                ( Anatomi Fisiologi, Drs. H. Syaifudin, B. Ac, edisi 2, 1997. Hal. 90 )

  1. Etiologi
                Pleuritis di sebabkan oleh :
  1. Virus ( ECHO virus, Coxsackie group, Chlamydia, Rickettsia dan Mikoplasma.
  2. Bakteri Piogenik ( aerob : streptokokus pneumonia, streptokokus miler,stafilokokus
          aureus,hemofilus spp,E.koli,klensiela,pseudomonas spp.dan Anaerob;Bakteroides
          spp,peptostrptokokus,fusobakterium ).
  1. Fungi (Aktinomikosis,koksidioidomikosis,apergillus,blstomikosis)

  1. Patofisiologi
                Pleura terdiri dari 2 lapisan yang berbeda yakni pleura viseralis dan pleura parietalis. Kedua lapisan pleura ini bersatu pada hilus paru.
                Dalam keadaan normal seharusnya seharusnya tidak ada rongga kosong antara kedua pleura tersebut, karena biasanya disana hanya terdapat sedikit ( 10 – 20 cc ) cairan yang merupakan lapisan tipis serosa dan selalu bergerak secara teratur. Cairan yang sedikit ini merupakan pelumas antara kedua pleura, sehingga mereka mudah bergeser satu sama lain. Dalam keadaan patologis rongga antara kedua pleura ini dapat terisi dengan beberapa liter cairan atau udara.
                Di ketahui bahwa cairan masuk ke dalam rongga melalui pleura parietal dan selanjutnya keluar lagi dalam jumlah yang sama melalui membran pleura viseralis via sistem limfatik dan vaskuler. Pergerakan cairan dari pleura parietal ke pleura viseralis dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan koloid osmotik. Cairan kebanyakan di absorpsi oleh sistem limfotik dan hanya sebagian kecil yang di absorpsi oleh sistem kapiler pulmonal. Hal yang memudahkan penyerapan cairan pada pleura viseralis adalah  terdapatnya banyak mikrovili di sekitar sel – sel mesotelial.
      ( Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2,1990, Soeparman, hal. 785 )
  1. Manifestasi Klinis / Gejala
                Gejala pleuritis adalah sbb :
  • Adanya rasa nyeri di bagian kiri dan kanan paru
  • Menggigil di sertai demam tinggi
  • Batuk dan adanya rasa sakit yang di perburuk dengan batuk dan inspirasi
  • Dispnoe
  • Sputum purulen, kemerahan, bersemu darah merah atau hijau

  1. Penatalaksanaan
                Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan kondisi dasar yang menyebabkan             pleuritis dan untukmenghilangkan nyeri. Dengan di atasinya penyakit dasar  spt pneumonia dan infeksi maka inflamasi pleuritis biasanya menghilang. Pada waktu   yang sama, penting artinya untuk memantau tanda – tanda dan gejala – gejala efusi    pleura seperti sesak napas, nyeri, dan penurunan ekskursi dinding dada.
                Pemberian analgetik dan aplikator topikal panas atau dingin akan memberikan peredaan simtomatik dan obat anti – inflamasi non steroidal dapat memberikan peredaan nyeri sambil memungkinkan pasien batuk secara efektif. Jika nyeri sangat hebat maka di berikan Blok Intercostal.
                ( Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, edisi 8 Vol.             1, 2002, Hal. 593 )

  1. Pemeriksaan Diagnostik
  • Rontgen thorax
  • CT Scan thorax
  • Pemeriksaan sputum

BAB  III
ASUHAN  KEPERAWATAN

  1. Pengkajian
            Pada  plerutis  perlu  dilakukan  pengkajian  riwayat  kesehatan  dan  pemeriksaan fisik   yang   lengkap :
  • Kaji frekuensi dan irama pernafasan ( N. 16-20 kali permenit )
  • Auskultasi bunyi pernafasan ( N. Vesikuler )
  • Kaji nyeri dada pada pernafasan
  • Kaji batuk bila ada, apakah produktif atau non produktif
  • Kaji tingkat kesadaaran
  • Kaji perubahan suhu tubuh ( N. 37 0 C )

  1. Diagnosa Keperawatan
  • Gangguan rasa nyaman b/d adanya nyeri pada dada bila bernafas
  • Peningkatan suhu tubuh b/d kurangnya kebutuhan cairan
  • Ketidak efektifan jalan nafas b/d adanya sekret
  • Pertukaran gas tidak efektif b/d adanya sekresi berlebihan
  • Kurang pengetahuan, cemas tentang penyakit yang diderita.

  1. Perencanaan
      DX.1
      Tujuan : Agar rasa nyaman terpenuhi dan rasa nyeri berkuurang
      KH      :  Rasa nyaman terpenuhi dan nyeri hilang
     
      Intervensi :
  • Mengatur posisi pasien sedemikian rupa
  • Observasi penurunan ekspansi dinding dada dan adanya peningkatan fremitus
  • Berikan periode istirahat dan lingkungan tenang


Rasional :
  • Dengan mengatur posisi pasien maka rasa nyeri teratasi
  • Ekspansi dada terbatas atau tak sama sehubungan dengan akumulasi cairan
  • Menghemat energi pasien,menurunkan kebutuhan oksigen

      DX.2
      Tujuan : Agar suhu tubuh kembali normal dan kebutuhan cairan tercukupi
      KH      :  Suhu tubuuh normal dan kebutuhan cairan terpenuhi

      Intervensi :
  • Kompres dengan air hangat
  • Anjurkan untuk banyak minum
  • Pantau suhu tubuh

Rasional :
  • Dengan mengompres maka suhu tubuh kembali normal
  • Dengan memberi banyak minum maka kebutuhan ccairan terpenuhi
  • Suhu tubuh menentukan kriteria kondisi pasien dengan mengetahui suhu tersebut akan memudahkan dalam memberikan pengobatan

DX.3
Tujuan : Agar jalan nafas dapat efektif kembali sehingga sekret mudah keluar
KH      :  Pasien bernafas secara normal dan dapat mengeluarka sekret

Intervensi:
-    Bantu pasien untuk mengeluarkan sekret dengan melakukan masase secara        perkusi dan vibrasi
-    ajarkan pasien untuk batuk secara efektif
-    Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk


Rasional :
  • Dengan melakukan vibrasi dan perkusi maka memudahkan pengeluaran sekret
  • Bersihan jalan napas kembali efektif
  • Alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sehingga meningkatkan  keefektifan upaya batuk

DX 4
Tujuan : Agar proses pernapasan dalam paru menjadi normal
KH      :  Proses pernapasan normal

Intervensi :
  • Bantu pasien dengan latihan napas dalam dan napas bibir dengan tepat
  • Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan
  • Selidiki kegelisahan dan perubahan mental atau tingkat kesadaran

Rasional :
  • Agar unit fungsi paru normal dalam melakukan pernapasan
  • Dispnu menyertai obstruksi paru dan kegagalan pernapasan lebih berat kehilangan unit fungsional paru dari sedang sampai berat
  • Dengan kegelisahan dan pereubahan tingkat kesadaran akan menunjukkan peningkatan hipoksia dan komplikasi lainnya


DAFTAR PUSTAKA

                  Brunner 7 Suddarth, edisi 8 Vol. 1, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC – Jakarta

  1. Dr. Soeparman, Jilid 2, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI Jakarta                 
                 
                  Dr. Med. Ahmad Ramali & K. St. Pamoentjak, edisi revisi, Kamus Kedokteran, Penerbit Djambatan – Jakarta, 1987

                  Marilynn E. Doenges, edisi 3, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan EGC –   Jakarta

                  Drs. H. Syaifudin, B. Ac, edisi 2, 1997, Anatomi Fisiologi EGC - Jakarta

0 Response to "Asuhan Keperawatan Pleuritis"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel