Asuhan Keperawatan Pada Pasien Atritis Reumatoid

BAB I
PENDAHULUAN

A   Latar Belakang
      Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuluskletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik.
      Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskletal terutama adalah artritis reumatoid. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
      Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan diri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang reumatologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuluskletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak.
(Soenarto, 1982)
      Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur.
(Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)

  1. Ruang Lingkup
      Ruang lingkup makalah ini meliputi dengan Asuhan keperawatan lansia pada Ny. M dengan gangguan persendian / otot arthritis rheumatoid di Wisma Dahlia UPTD Abdi Darma Asih binjai 2007.

  1. Tujuan Penulisan
    1. Tujuan Umum
Untuk dapat melaksanakan secara nyata asuhan keperawatan pada klien lansia dengan gangguan sistem persendian / otot.

  1. Tujuan Khusus
    1. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien lansia dengan arthritis rheumatoid.
    2. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien lansia dengan artritis rheumatoid
    3. Dapat melaksanakan perencanaan keperawatan pada klien lansia dengan arthritis rheumatoid
    4. Dapat melaksanakan pelaksanaan keperawatan pada klien lansia dengan arthritis rheumatoid
    5. Dapat melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien lansia dengan arthritis rheumatoid




BAB II
LANDASAN TEORITIS

  1. Konsep Dasar
    1. Defenisi
            Artritis reumatoid adalah suatu penyakit sistematik dengan manifestasi utama poliartritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifnya. Pasien dapat pula menunjukkan gejala konstitusional berupa kelemahan umum cepat lelah atau gangguan lain.
(Kapita Selekta Kedokteran Edisi III, Jilid I, FKUI, 1999, hal 536)

  1. Anatomi Dan Fisiologi
            Persambungan tulang sendi (artikulasi) adalah pertemuan dua buah tulang atau beberapa tulang dari kerangka, tetapi tidak semua pertemuan tersebut memungkinkan terjadinya pergerakan.
            Sendi dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
  • Sendi fibrosa atau sendi mati
Terjadi bila batas dua buah tulang bertemu membentuk pasangan baji dan cekungan yang dipisahkan oleh selapis tipis jaringan fibrosa. Sendi fibrosa yang lain terdapat pada akar-akar gigi yang menyendi dengan rahang atas dan bawah.

  • Sendi kartigirosa atau sendi yang bergerak sedikit
Terjadi bila dua  permukaan tulang dilapisi tulang rawan hialin dan dihubungkan oleh dua bantalan fibrokartilago dan ligamen. Contohnya sendi antara badan-badan vertebra dan antara manubrium dan badan sternum.


  • Sendi sinovial
Terjadi dari dua atau lebih tulang yang ujung-ujungnya dilapisi tulang rawan hialin sendi. Terdapat rongga sendi yang mengandung cairan sinovial. Yang memberi nutrisi pada tulang rawan sendi yang tidak mengandung pembuluh darah dan keseluruhan sendi tersebut dikelilingi kapsul fibrosa yang dilapisi membran sinovual. Jenis sendi sinovial yaitu sendi pelana dan sendi pirot.

            Perubahan fisiologi pada proses menjadi tua pada umumnya adalah:
  • Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 1 – 10 cm pada maturitas usia lanjut
  • Fleksi terjadi pada lutut dan pinggul
  • Lebar bahu menurun
  • Terjadi penyempitan dan diskus invertebra yang menyebabkan berkurangnya ukuran invertebra dan ruang intercostal.

Hal yang sering terjadi:
  • Patah tulang kompresi dan vertebrata
  • Peningkatan kurvespina thorax
  • Kepala miring ke belakang dan leher memendek mengimbangi kelainan kyposisi
  • Jengkal tangan lebih besar dan tingginya dengan memberi kesan orang tersebut kurus
  • Jalan gagah karena perubahan dalam otot dan fungsi motorik
(Barbara C. Long, Perawatan Medikal Bedah II, hal 302)


  1. Patofisiologi
                                                               Bakteri
                Kronik                                         ↓                          Degenerasi jaringan
                    ↓                                                                                Ikat membran
                                                                                                                 ↓
   Hipertropi membran               Menyebar tulang                 Kapsul fibrosa
             Sinorium                             rawan sendi                             sendi
                    ↓                                                                                           ↓
      Hambatan aliran                    Dilapisi oleh jar             Ligamen dan tendon
                Darah                            ganulan (panus)                      meradang
                    ↓                                              ↓
          Nekrosis sel                  Menyebar ke seluruh      Penimbunan sel darah
                    ↓                                          Sendi                                   putih
                                                                                                                 ↓
               Infeksi                                                                  Pengaktifan komplemen
                                                                                                                 ↓
                                                                                                Fagositosis ekstensi
                                                                                                                 ↓
                                                                                              Pembentukan jar parut
                                                                                                     Merusak sendi
                                                                                                                 ↓
                                                                 Nyeri                               Deformitas
Bagian I
Patofisiologi (EGC, jakarta 2001, Elizabeth, Cowith, hal 307)

Etiologi
Penyebab secara umum tidak diketahui
  1. Mekanisme imunitas antigen antibodi seperti interaksi dari imunoglobin dengan rematoid faktor

  1. Faktor metabolik
  2. Infeksi dengan kecenderungan virus

Tanda Dan Gejala
  1. Secara umum sakit persendian disertai kaku dan gerakan terbatas
  2. Lambat laun membengkak, panas, merah dan lemah
  3. Perubahan bentuk tangan
    • Jari bengkak seperti alat pemukul gendrang
    • Deformitas bentuk leher angsa dan jari
    • Ulna deviasi dan tangan
  4. Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, bahu dan rahang
  5. Gejala sistemik
Capek, lemah, demam, takikardi, lesu berat badan turun, anemia bilateral yang simetris dari persendian kecil dan besar pada sendi-sendi ekstremitas

Terapi / Pengobatan
Istirahat mutlak pada tingkat
Terapi fisik:
  1. Bantu latihan pasif sampai kepada kegiatan aktif untuk menjaga fungsi
  2. Kompres lembab hangat untuk merelaksasikan otot dan mengurangi rasa sakit
    • Pembedahan rekonstruksi bila perlu
    • Pemberian obat-obatan misalnya profen, indometason, naprosen dan piroxicom
(Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid I FKUI hal 838)


  1. Asuhan keperawatan
  2. Pengkajian
Tujuan:
  • Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri
  • Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
  • Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
  • Memberi waktu kepada klien untuk menjawab

Meliputi aspek:
  1. Fisik
Wawancara:
  • Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya
  • Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia
  • Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
  • Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran
  • Kebiasaan makan, minum, istirahat / tidur, buang air besar / kecil
  • Kebiasaan gerak badan / olah raga / senam lanjut usia
  • Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
  • Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat
  • Masalah-masalah seksual yang dirasakan

Pemeriksaan fisik:
  • Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi: palpitasi, perkusi dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh
  • Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu:
    • Head to toe
    • Sistem tubuh

  1. Psikologis
    • Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
    • Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
    • Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
    • Apakah optimis dalam memandang kehidupan
    • Bagaimana mengatasi stres yang dialami
    • Apakah udah dalam menyesuaikan diri
    • Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan

  1. Sosial ekonomi
  • Darimana sumber keuangan lanjut usia
  • Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waltu luang
  • Dengan siapa dia tinggal
  • Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
  • Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
  • Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah
  • Siapa saja yang biasa mengunjungi
  • Seberapa besar ketergantungannya
  • Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada

  1. Spritual
  • Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
  • Apakah secara teratur mengikuti atau terikat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin
  • Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
  • Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal

Pengkajian Dasar
  • Temperatur
    1. Mungkin serendah 950F (hipotermi) ± 350C
    2. Lebih teliti diperiksa di sublingual
  • Pulse
    1. Kecepatan, irama, volume
    2. Apical, radial, pedal
  • Respirasi (pernafasan)
    1. Kecepatan, irama dan kedalaman
    2. Tidak teraturnya pernafasan
  • Tekanan darah
    1. Saat baring, duduk, berdiri
    2. Hipotensi akibat posisi tubuh
  • Berat badan perlahan-lahan hilang pada tahun-tahun terakhir
  • Tingkat orientasi
  • Memory (ingata)
  • Pola tidur
  • Penyesuaian psikososial

Sistem Persarafan:
  • Kesimetrisan raut wajah
  • Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak
    1. Tidak semua orang menjadi snile
    2. Kebanyakan mempunyai daya ingat menurun dan melemah
  • Mata: pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
  • Pupil: kesamaan, dilatasi
  • Ketajaman penglihatan menurun karena menua:
    1. Jangan dites di depan jendela
    2. Pergunakan tangan atau gambar
    3. Cek kondisi kacamata
  • Sensory deprivation (gangguan sensorik)
  • Ketajaman pendengaran:
    1. Apakah menggunakan alat bantu dengar
    2. Tinutis
    3. Serumen telinga bagian luar jangan dibersihkan
  • Adanya rasa sakit atau nyeri

Sistem Kardiovaskuler:
  • Sirkulasi perifer, warna dan kehangatan
  • Auskultasi denyut nadi apikal
  • Periksa pembengkakan vena jugularis
  • Pusing
  • Sakit
  • Edema

Sistem Gastrointestinal
  • Status gizi
  • Pemasukan diet
  • Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah
  • Mengunyah dan menelan
  • Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
  • Auskultasi bising usus
  • Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
  • Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi

Sistem genitourisiarius:
  • Warna dan bau urine
  • Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk buang air kecil)
  • Frekuensi, tekanan atau desakan
  • Pemasukan dan pengeluaran cairan
  • Disuria
  • Seksualitas
    • Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks
    • Adanya kecacatan sosial yang mengarah keaktifan seksual

Sistem Kulit
  • Kulit
    • Temperatur, tingkat kelembaban
    • Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
    • Turgor (kekenyalan kulit)
    • Perubahan pigmen
  • Adanya jaringan perut
  • Keadaan kuku
  • Keadaan rambut
  • Adanya gangguan-gangguan umum

Sistem Muskuloskletal
  • Kontraktur
    • Atrofi otot
    • Mengecilkan tendo
    • Ketidakadekuatannya gerakan sendi
  • Tingkat mobilisasi
  • Ambulasi dengan atau tanpa bantuan / peralatan
  • Keterbatasan gerak
  • Kekuatan otot
  • Kemampuan melangkah atau berjalan
  • Gerakan sendi
  • Paralisis
  • Kifosis

Psikososial
  • Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan
  • Fokus-fokus pada diri bertambah
  • Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
  • Membutuhkan bunti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan
(Wahyudi Nugroho, 2000: 65 – 70)

  1. Pemeriksaan Diagnostik
    1. Tes sitologi
      1. BSE akan tinggi
      2. Sel darah merah (eritrosit) bila terjadi anemia dan leukositosis
      3. RE (faktor rematoid terjadi 50 – 90 % pada penderita tergantung pada waktu dan tingkat kegawatan penyakit, serum akan menunjukkan banyak molekul protein anti bodi
    2. Pemeriksaan radiologi
      1. Periartikuler osteoporosis permukaan persendian erosi
      2. Kelanjutan penyakit ruang sendi menyempit, sub inskasi dan ankelosis
    3. Aspirasi sendi
Cairan senovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dan sendi di kultur bisa diperiksa secara mikroskopis

  • Diagnosa Keperawatan
            Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar pengkajian dan pasien. Kemungkinan diagnosa keperawatan pada rheumatoid arthritis adalah sebagai berikut:
  1. Gangguan body image b/d perubahan penampilan tubuh d/d sendi bengkak deformitas postur berubah
  2. Potensial timbul cedera b/d otot hilang kekuatannya, rasa nyeri sendi, kaku
  3. Kurang pengetahuan b/d tidak biasa dengan sumber informasi
  4. Rasa nyeri sendi b/d perubahan oleh rematoid artritis

  1. Perencanaan
            Hasil yang diharapkan dari pasien rematoid artritis adalah sebagai berikut:
  1. Pasien merasa lebih nyaman
  2. Gerakan sendi menjadi lebih bebas
  3. Pasien memperlihatkan aktifitas ADL (aktivitas sehari-hari)
  4. Pasien mempunyai konsep yang lebih positif
  5. Pasien dapat menerangkan proses penyakit, perawatan berkesinambungan, pengobatan (macam-macam latihan obat-obatan) dan perencanaan pelayanan oleh dokter medis

Perencanaan ditunjukkan pada pasien sebagai berikut:
  1. Menghilangkan atau mengurangi rasa sakit
  2. Meningkatkan metabolisme
  3. Meningkatkan konsep diri dari yang positif
  4. Mendukung kemandirian
  5. Memberi informasi mengenai proses penyakit, prognosis penyakit dan aturan terapeutik yang dipahami

  1. Implementasi
    1. Memberi bantuan untuk mencapai hasil pengobatan mis:
      • Memberi obat sesuai dosis dan waktunya
      • Membantu memilih makanan, contoh menghindari makanan yang tinggi protein
      • Menganjurkan memperluas gerakan, meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot
    2. Membantu kenyamanan dan kegiatan kehidupan sehari-hari mis:
  • Menganjurkan istirahat yang adekuat
  • Menggunakan penghangat sendi mis: kompres hangat / menggunakan balsem
  • Membantu perawatan mandiri
  • Memperingatkan menggunakan bidai yang dapat mengistirahatkan sendi
    1. Konsultasi penyuluhan
Bila memberi penyuluhan tentang rematoid artritis atau rematik lain perawat sebaiknya menggunakan media yang dipersiapkan penyuluhan hendaknya menginformasikan hal-hal sebagai berikut:
  • Adanya keseimbangan antara istirahat dan kegiatan
  • Melindungi sendi-sendi dan teknik menghemat energi

  • Menggunakan kompres hangat yang tepat
  • Mencegah agar terhindar dari cedera

Harus penting mengikuti anjuran agar sembuh:
  • Dasar-dasar nutrisi yang baik
  • Mencegah kenaikan berat badan
  • Penting berobat ulang / kontrol ke dokter

  1. Evaluasi
Evaluasi berdasarkan yang diharapkan dari pasien adalah:
  1. Nyeri hilang / terkontrol
  2. Pasien dapat menangani penyakitnya sendiri dengan bantuan sesuai kebutuhan
  3. Proses / prognosis penyakit dan aturan terapeutik dipahami.
  

BAB III
LAPORAN KASUS

  1. Pengkajian
  2. Identitas pasien
Nama                                     :  Ny. M
Umur                                      :  70 tahun
Jenis kelamin                       :  Perempuan
Agama                                   :  Islam
Pendidikan                            :  SD
Pekerjaan                              :  Bertani
Alamat                                    :  Panti Werda Binjai
Wisma                                    :  Dahlia
Diagnosa medis                   :  Rematoid Artritis
Tanggal pengkajian             :  18 Juli 2007

  1. Anamnesa
    • Keluhan utama
Klien mengeluh sakit dan nyeri di daerah pinggang hingga mata kaki. Kalau banyak jalan kaki sering sakit, bila terlalu lama duduk sulit berdiri
  • Riwayat kesehatan masa lalu
Sebelumnya klien tidak pernah menderita penyakit yang parah. Hanya pusing dan mudah lelah
  • Riwayat penyakit sekarang
Klien merasa sakit pada kedua ekstremitas bawah apabila banyak jalan dan bekerja terlalu berat. Keadaan ini dialami ± 6 bulan ini
  • Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti penyakit os
Pengkajian Dasar
  1. Temperatur: 370 C
  2. Pulse
- Kecepatan 86 x/menit
- Radial
  1. Respirasi (pernafasan)
Kecepatan: 26 x/menit
Irama: reguler
  1. Tekanan darah
Saat baring: 110/90 mmHg
Saat duduk: 110/90 mmHg
Saat berdiri: 120/90 mmHg
  1. BB sekarang : 56 kg
  2. Tingkat orientasi
Baik, pasien dengan lingkungan sekitar dapat berorientasi
  1. Memory (ingatan)
Pasien masih dapat mengingat masa yang lalu sampai sekarang (jangka panjang)
  1. Pola tidur
Cukup, 8 jam / hari
Siang: 1 jam
Malam: 7 jam
  1. Penyesuaian psikososial
Emosi terkendali

Sistem Persyarafan
  1. Raut wajah simetris
  2. Mata
  • Pergerakan: aktif
  • Kejelasan melihat: pasien dapat melihat dengan jarak fisus lapangan pandang 1/30 meter
  • Katarak: tidak ada
  1. Pupi: isokor, tidak ada dilatasi
  2. Ketajaman pendengaran
  • Pendengaran masih bai
  • Tinitus tidak ada
  • Serumen telinga ada, dalam batas normal
  1. Tidak ada rasa nyeri pada persyarafan

Sistem Kardiovaskuler
  • HR: 86 x/menit
  • Tidak ada pembengkakan vena jugularis

Sistem Gastrointestinal
  • Status gizi: baik
  • Pemasukan diet:
Pagi: susu + roti
Siang: nasi + lauk pauk + buah
Malam: nasi + lauk pauk
  • Pasien menghabiskan setiap diet yang diberi habis, mual dan muntah tidak ada
  • Keadaan gigi: sudah banyak yang tanggal, rahang masih kuat, rongga mulut kotor
  • Peristaltik ada (dalam keadaan normal)
  • Palpasi perut soepel, tidak ada konstipasi dan diare



Sistem Genitourisearius
1)   BAK: kuning, bau khas / BAB: kuning, bau khas, frekuensi 1x sehari-hari
  • Tidak ada distensi kandung kemih
  • Frekuensi 6x sehari
  • Pemasukan cairan: dalam sehari pasien minum 12 gelas per hari (4500 cc)
  • Pengeluaran cairan: 2700 cc per hari
2)   Seksualitas: tidak dapat dikaji

Sistem Kulit
1)   Kulit
  • Kulit lembab
  • Tidak ada luka
  • Turgor kulit baik, bila diberi tekanan kembali dalam 2 detik
2)   Adanya jaringan parut: pada pasien terdapat keriput pada bagian kulit
3)   Keadaan kuku: kotor
4)   Keadaan rambut: hitam keputihan, kotor

Sistem Muskuloskletal
1)   Kontraktur
Gerakan sendi tidak kuat lagi
2)   Tingkat mobilisasi
  • Ambulasi dengan bantuan alat atau dengan bantuan perawat
  • Pergerakan kaki kanan terbatas karena adanya pembengkakan pada lutut dan terasa nyeri atau sakit
  • Kekuatan otot berkurang, dan pasien hanya mempu berjalan sejauh 500 meter
Psikososial
Pasien mengatakan senang dengan kehadiran perawat di Wisma, karena ada yang memperhatikan segala aktifitasnya dan mendapatkan kasih sayang.

  1. Pemeriksaan fisik
    • Keadaan Umum
Kesadaran                         :  Compos mentis
TD                                        :  110 / 70 mmHg
Nadi                                     :  80 x/i
Pernafasan                        :  20 x/i
Suhu tubuh                        :  370 C
Tinggi badan                      :  145 cm
Berat badan                       :  50 kg

  • Mata
Ketajaman penglihatan masih baik dan dapat melihat dari jarak 30 m tidak ditemukan ikterus, konjungtiva tidak dijumpai anemia.

  • Hidung
Tidak ada perdarahan bentuk simetris, tidak ada polip dan kelainan lainnya.

  • Telinga
Pendengaran baik, serumen dalam batas normal.

  • Mulut
Rongga mulut kotor akibat sering mengunyah sirih, tidak ada tanda-tanda peradangan. Fungsi pengecapan baik dapat merasakan asam dan manis, gigi masih ada.

  • Kelenjar tiroid
Tidak ada pembengkakan.


  • Ekstremitas
Atas: ada rasa nyeri dan sakit pada pergelangan tangan
Bawah: tidak ada cacat pada ekstremitas bawah, tampak pembengkakan di lutut, klien mengatakan daerah pinggang sering terasa nyeri, lutut hingga mata kaki sering sakit dan kebas dan sulit dan sakit berdiri apabila terlalu lama duduk.

  • Nutrisi
Makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk pauk, ikan, nafsu makan kadang baik tergantung menu yang disajikan
Jenis minuman air putih ± 8 gelas / hari.

  • Eliminasi
BAB 1 x sehari warna kuning, bau khas
Bak 4 – 5 x sehari warna kekuningan.

  • Pola aktivitas
Klien sebagai penghuni panti jompo (gerontik) bekerja secara rutin di ladang menanam kacang.






Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS:
Klien mengatakan sering sakit pada bagian pinggang hingga mata kaki


DO:
Rasa sakit pada persendian klien memijat-mijat kaki sekala nyeri 3 – 4
Perubahan patologis persendian oleh rematoid srtritis
Rasa nyeri pada sendi bagian bawah
2
DS:
Klien mengatakan sakit berdiri, saat baru bangun tidur atau saat duduk

DO:
Klien tampak mencoba berdiri dengan pelan-pelan apabila sedang duduk apabila hendak berdiri berpegangan
Hilang kekuatan otot rasa nyeri, kaku sendi
Resiko tinggi timbulnya cedera


  1. Perumusan Diagnosa Keperawatan
    • Gangguan rasa nyaman nyeri b/d perubahan patologis pada rematoid artritis d/d rasa sakit pada bagian persendian, klien tampak memijat kaki, skala nyeri 3.
    • Resiko tinggi terjadinya cedera b/d hilangnya kekuatan otot rasa nyeri dan kaku sendi d/d sulit berdiri apabila sedang duduk, klien tampak mencoba berdiri dengan pelan-pelan.


  1. Rencana Asuhan Keperawatan
Dx 1
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d perubahan patologis pada rematoid artritis d/d rasa sakit pada bagian persendian, klien tampak memijat kaki, skala nyeri 3.

Tujuan:
Klien merasa nyaman.

Kriteria hasil:
Rasa nyeri berkurang / hilang.

No
Intervensi
Rasional
1


2



3

4
Anjurkan klien untuk beristirahat sesuai dengan kondisi
Bantu atau anjurkan pasien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi pada ekstremitas
Ajarkan terapi panas mis: kompres hangat
Beri obat sesuai terapi dokter
·     Dengan menganjurkan klien untuk beristirahat sesuai dengan kondisinya diharapkan nyeri berkurang
·     Dengan membantu dan mengajarkan pasien untuk menghindarkan gerakan eksternal rotasi pada ekstremitas diharapkan di lokasi dan stress pada sendi tidak terjadi
·     Dengan menganjurkan terapi panas yaitu kompres pada bagian yang sakit diharapkan panas meningkatkan sirkulasi relaksasi otot untuk mengurangi kekuatan, kemungkinan juga panas dapat membantu pengeluaran endorphin yaitu sejenis morphin yang diprosuksi tubuh

Implementasi:
  • Menganjurkan klien untuk beristirahat
  • Membantu dan mengajari klien untuk menghindarkan gerakan eksternal rotasi pada ekstremitas
  • Mengajarkan pada klien untuk terapi panas (kompres hangat pada bagian yang sakit
  • Memberi obat sesuai terapi dokter

Evaluasi:
S   :  Klien mengatakan masih nyeri tapi sudah agak berkurang dan nyaman sewaktu diberi kompres hangat pada sendi yang sakit
O   :  Klien tampak tenang
A   :  Masalah sebagian dapat teratasi
P   :  Intervensi dilanjutkan


Dx 2
Resiko tinggi terjadinya cedera b/d hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri dan kaku sendi d/d klien tampak sulit berdiri apabila sedang duduk dan mencoba berdiri dengan pelan-pelan.

Tujuan:
Pasien terhindar dari cedera.


Kriteria hasil:
Cedera tidak terjadi

Intervensi
Rasionalisasi
·     Anjurkan klien memakai alas kaki yang menyokong


·     Anjurkan klien untuk menghindari lantai yang licin

·     Anjurkan untuk melakukan latihan / olah raga jika kondisi memungkinkan
·     Dengan menganjurkan klien memakai alas kaki yang enyokong diharapkan klien tidak jatuh terpeleset
·     Dengan menganjurkan klien untuk menghindari lantai yang licin diharapkan klien tidak cedera
·     Dengan menganjurkan klien melakukan olah raga / latihan jika kondisi klien memungkinkan dapat meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot dan mencegah deformitas

Implementasi:
  • Menganjurkan klien untuk memakai alas kaki menyokong
  • Menganjurkan klien untuk melakukan latihan / olah raga jika kondisi memungkinkan

Evaluasi:
S   :  Klien mengatakan akan melakukan ajaran yang diberikan perawat
O   :  Klien tampak senang
A   :  Masalah sebagian dapat diatasi
P   :  Intervensi dilanjutkan

0 Response to "Asuhan Keperawatan Pada Pasien Atritis Reumatoid"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel