Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran
BAB I
LEPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar
1. Defenisi Halusinasi Pendengaran
Halusinasi adalah tanggapan persepsi panca indra rangsangan dari luar diri (eksternal). Halusinasi dapat berupa halusinasi dengar, lihat, hidung (cium), raba, kecap.
(Hamid Achir Yani, Standard Asuhan Kperawatan; 26)
Halusinasi pedengaran adalah tanggapan atau panca indra rangsangan dari luar terutama pada system pendengaran.
2. Jenis-Jenis Halusinasi
a. Halusinasi Auditorius (pedengaran)
Yaitu individu mendengar suara-suara yang membicarakan, mengejek, mengecam, tetapi tidak ada sumber sekitarnya.
b. Halusinasi Visual (penglihatan)
Yaitu individu melihat pemandangan orang, binatang atau suatu yang tidak ada.
c. Halusinasi Apotorius (penciuman)
Yaitu individu mencium bau bunga, kemenyan, mayat dan lain-lain yang tidak ada sumbernya.
d. Halusinasi Taktil atau Somatile (perabaan)
Yaitu individu merasa ada seseorang yang meraba, memukul atau binatang yang merayap pada kulit.
e. Halusinasi Gastatorius (pengecapan)
Yaitu individu merasa mengecap sesuatu rasa di mulut yang sumbernya tidak ada.
3. Proses Terjadinya Halusinasi
Tahapan halusinasi karakteristik dan perilaku dibagi atas:
a. Tahap pertama
Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum halusinasi merupakan suatu kesenangan.
Karakteristik:
Ø Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan
Ø Mencoba berfikus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas
Ø Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam control kesadaran non psikotik
Perilaku klien:
Ø Tersenyum, tertawa sendiri
Ø Menggerakkan bibir tanpa suara
Ø Pergerakan mata yang cepat
Ø Respon verbal yang lambat
Ø Diam dan berkonsentrasi
b. Tahap kedua
Ø Menyalahkan
Ø Tingkat kecemasan berat, secara umum halusinasi pendengaran menyebabkan rasa anti pati.
Karakteristik:
Ø Pengalaman sensori yang menakutkan
Ø Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
Ø Mulai merasa kehilangan control
Ø Menarik diri dari orang lain, kesadaran no spikotik
Perilaku klien:
Ø Terjadinya peningkatan denyut jantung pernafasan dan tekanan darah
Ø Perhatikan dengan lingkungan kurang
Ø Konsentrasi dengan / terhadap pengalaman sensorinya
Ø Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realitas
c. Tahap ketiga
Ø Mengontrol
Ø Tingkat kecemasan berat
Ø Pengalaman / halusinasi tidak dapat ditolak lagi
Karakteristik:
Ø Klien menyerang dan menerima pengalaman sensorinya
Ø Isi halusinasi menjadi ektraktif
Ø Kesepian bila pengalaman psikotik
Perilaku klien:
Ø Perintah halusinasi ditaati
Ø Sulit b/d orang lain
Ø Perhatian terhadap lingkungan kurang, hanya beberapa distruk
Ø Tidak mampu mengikuti perintah dan perawat tanpa tremor dan berkeringat
d. Tahap keempat
Ø Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
Ø Klien paik
Perilaku klien:
Ø Resiko tiggi mencederai
Ø Agitasi
Ø Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
(Rasmur, S.Kp, Keperawatan Kesehatan Psikiatri Dengan Keluarga)
B. Pengkajian
1. Faktor predisposisi (penunjang)
a. Faktor biologis
Abnormalitas otak yang menyebabkan respons, neurobiologis yang maladaptif yang baru, mulai dipahami ini termasuk hal:
Ø Penelitian pencitraan otak sudah meulai menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan skizoprenia, lesi pada area frontal, feniposal dan umbik paling berhubungan dengan perilaku psikotic
Ø Berapa klinik dan kaitkan dengan skizoprenia hasil penelitian sangat menunjukkan hal-hal sbb
Ø Dopamin neuro transmitter sbb
Ø Ketidakseimbangan antara dopamine dan neuro tranmiter lain
Ø Masalah-masalah pada system reseptor dopamine
b. Faktor psikologis
Teori psiko dinamika untuk terjadinya respon neurobiologi yang maladaptif belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori psikologic terdahulu menyalahkan sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional.
c. Faktor sosial budaya
Stres yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizopreia dan gangguan psikotriklain, tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan.
2. Faktor predisposisi (pencetus)
a. Biologis
Stressor biologis yang b/d respon neurobiologik yang maladaptif:
Ø Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi
Ø Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang menyebabkan ketidakmampuan untuk secara efektif menanggapi rangsangan
b. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadiya gangguan perilaku.
c. Perilaku gejala
Pemicu merupakan prekusor dan stimuli yang sering menimbulkan episode baru suatu penyakit pemicu yang biasanya pada respons euroogi yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan perilaku individu.
(Stuart Gail Waiscord dan Sundeen Standar, J. Buku Saku Perawatan Jiwa; 305)
3. Karakteristik perilaku klien halusinasi
Ø Bicara senyum, tertawa sendiri
Ø Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghirup (mencium) dan merasa sesuatu yang tidak nyata
Ø Merusak diri sendiri / orang lain lingkungan
Ø Tidak dapat membedakan konsentrasi / perhatian
Ø Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal
Ø Sikap curiga dan bermusuhan
Ø Menarik diri / menghindari dari orang lain
Ø Sulit membuat keputusan
Ø Ketakutan
Ø Tidak dapat melakukan asuhan mandiri, mandi, sikat gigi
Ø Ganti pakaian berhias
Ø Mudah tersinggung, jengkel, marah
Ø Menyalahkan diri sendiri / orang lain
Ø Muka merah kadang pucat
Ø Ekspresi wajah tegang
Ø Tekanan darah meningkat nadi cepat
Ø Nafas terengah-engah dan banyak keringat
(Hamid Achir Yani, dkk; 26)
4. Diagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan
a. Gangguan persepsi: halusinasi dengar, lihat, cium, raba, kecap
b. Gangguan hubugan sosial: menarik diri / curiga
c. Potensial mencederai diri sendiri / orang lain / lingkungan
d. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
e. Gangguan komunikasi verbal
f. Gangguan asuhan mandiri
5. Tujuan
Ø Mengontrol halusinasi
Ø Melakukan hubungan dengan realitas
Ø Melakukan hubungan sosial tanpa harus dipengaruhi halusinasi
Ø Melakukan hubungan sosial tanpa rasa curiga terhadap orang lain
Ø Melaksanakan asuhan mandiri, pasien tidak mencederai diri sendiri / orang lain
6. Tindakan Keperawatan
1) Psikoterapeutik
a. Bina hubungan saling percaya
Ø Bicara dengan pasien secara singkat, jujur, jelas mudah dimengerti dan topik yang nyata
Ø Dengarlah pernyataan tentang halusinasi pasien tanpa menentang maupun menyetujui
Ø Perhatikan secara cermat ungkapan pasien
Ø Nyatakan kepada pasien bahwa perawat mengerti perasaannya
b. Bimbing pasien mengungkapkan perasaannya
Ø Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan halusinasi
Ø Ajukan pertanyaan terbuka untuk membutuhkan jawaban luas
Ø Ajak pasien membicarakan hal-hal yang nyata yang ada di lingkungan
c. Bantu dan bimbing pasien menentukan cara menyelesaikan masalah (pengetahuan) yang konstruktif
Ø Tanyakan kepada pasien perasaannya apabila terjadi halusinasi apa dilakuka untuk mengatasi perasaan tersebut serta manfaat cara tersebut yang telah digunakan
Ø Bersama pasien untuk melakukan praktek meghardik halusinasi yang tepat
Ø Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba cara yang telah dipilihnya
Ø Bimbing pasien untuk mencoba cara yang lain
Ø Beri penghargaan atau pujian atas keberhasila pasien
2) Pedidikan kesehatan
a. Bimbing pasien mengontrol halusinasinya
Ø Sarankan kepada pasien agar segera memberitahukan perawat bila halusinasi timbul
Ø Membimbing pasien melakukan rencaa kegiatan yang sesuai dengan minat bakat dan kemampuan
3) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
a. Bimbing pasien memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
Ø Jelaskan pada pasien bahwa makan dan minum yang cukup perlu untuk kesehatannya
Ø Ajak pasien ke ruang makan
Ø Bujuk pasien makan bila ia menolak makan
Ø Ajak pasien makan bersama dengan pasien lain
b. Bimbing pasien melakukan asuhan sendiri
c. Bimbing pasien melakukan kegiatan
Ø Bantu pasien dalam memilih kegiatan yang dilakukan orang tua
Ø Beri pujian atas keberhasilan pasien
4) Therapi somatik
Ø Beri obat sesuai dengan program medis
Ø Sediakan atau beri pasien obat dengan memperhatikan IB
Ø Tanyakan alasan bila pasien menoak minum obat serta beri pengertian
Ø Ajak pasien berbicara untuk meyakinkan bahwa obatnya sudah betul-betul diminum
Ø Catat hasil pemberian obat dan respons pasien
5) Lingkungan therapeutik
a. Siapkan lingkungan fisik yang dapat menguatkan realitas
Ø Siapkan alat petunjuk waktu seperti jam, alarm
Ø Beri tanda / nama pada setiap tempat ruang rawat
Ø Kenalkan secara bertahap tentang waktu dan tempat
b. Siapkan lingkungan sosial
Ø Panggil setiap pasien sesuai dengan nama penyajian yang disukai
Ø Sediakan dan pakai papan nama petugas
BAB II
TINJAUAN KASUS
Ruang Rawat: Gunung Sitoli
Tanggal Dirawat: 10 – 12 – 2007
I. Identitas Klien
Inisial : Tn. S (L/P)
Umur : 31 tahun
Tanggal Pengkajian : 10 – 01 – 2008
RM No : 02.07.16
II. Alasan Masuk
Klien marah-marah, bicara sendirim ketawa sendiri dan susah tidur.
III. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Ya
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
Keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3: os tidak perah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ya
Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
________________ __________ _________________________
________________ __________ _________________________
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
· Sewaktu anak-anak os sering berkelahi dengan teman-temannya
· Sewaktu SMP os pernah tinggal kelas sebanyak 1 kali sewaku kelas 2 SMP
IV. Fisik
1. Tanda vital
TD: 120/70 mmHg
N: 84 x/i
S: 36,90C
P: 20 x/i
2. Ukur
TB: 160 cm
BB: 50 kg
3. Keluhan fisik
Ya
Tidak
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
V. Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
2. Konsep diri
a. Gambaran diri: os menyukai seluruh anggota tubuhnya
b. Identitas: sebelum masuk RSJ os bekerje di ladang dan os berpendidikan tamat SMA
c. Peran: os berperan sebagai seorang anak
d. Ideal diri: os berharap cepat pulang dan berkumpul dengan keluarganya
e. Harga diri: klien merasa tidak berguna karena masuk ke RSJ
Masalah keperawatan: HDR
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti: orang tua
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat: sebelum mengalami halusinasi os sering mengikuti pengajian dan setelah os mengalami halusinasi os jarang ke wirit
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: os merasa malu berhubugan degan orang lain karena penyakitnya
Masalah keperawatan: isolasi sosial: menarik diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: os beragama Islam dan yakin akan Tuhannya
b. Kegiatan ibadah: selama di RSJ os rajin melaksanakan sholat
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
VI. Status Mental
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan: klien rajin mandi dan selalu berpakaian rapi
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Cepat
Apatis
Keras
Lambat
Gagap
Membisu
Inkoheren
Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan: klien tidak mampu memulai pembicaraan
Masalah keperawatan: kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Lesu
Tik
Tegang
Grimasen
Gelisah
Tremor
Agitasi
Kompulsif
Jelaskan: klien melaksanakan aktivitas dengan diarahkan
Masalah keperawatan: intoleransi aktivitas
4. Alam perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan: alam perasaan tidak mengalami gangguan
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan: klie dapat berespon sesuai dengan stimulus yang diberikan
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Kontak mata (-)
Tidak kooperatif
Defensif
Mudah tersinggung
Curiga
Jelaskan: kontak mata ada, dan klien kooperatif ketika diajak bicara
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
7. Persepsi
Pendengaran
Pengecapan
Penglihatan
Penghidu
Perabaan
Jelaskan: os sering mendengar suara yang mengajak untuk menikah
Masalah keperawatan: halusinasi pendengaran
8. Proses pikir
Sirkumtansial
Flight of idea
Tangensial
Blocking
Kehilangan asosiasi
Pengulangan pembicaraan / persevarasi
Jelaskan: os tidak mengalami gangguan proses pikir
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
9. Isi pikir
Obsesi
Depersonalisasi
Fobia
Ide yang terkait
Hipokondria
Pikiran magis
Waham
Agama
Nihilistic
Somatik
Sisip pikir
Kebesaran
Siar pikir
Curiga
Kontrol pikir
Jelaskan: os tidak menunjukkan gangguan proses pikir dan tidak tampak adanya waham
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan: kesadaran CM, os dapat menyebutkanw aktu, tempat dan orang
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat saat ini
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi
Jelaskan: os masih ingat masa lalu dan sekarang
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: Os mampu berhitung dan mampu berkonsentrasi dengan baik
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan: klien mampu mengambil keputusan tanpa bantuan orang lain
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal di luar sirinya
Jelaskan: klien tidak mengingkari penyakitnya
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Bantuan minimal
Bantuan total
2. BAB / BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan: klien dapat melakukan makan, BAB, BAK tanpa bantuan orang lain
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
4. Berpakaian / berhias
Bantuan minimal
Bantuan total
5. Istirahat tidur
Tidur siang lama: 14.00 s/d 15.00 WIB
Tidur malam lama: 20.00 s/d 06.00 WIB
Kegiatan sebelum / sesudah tidur
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal
Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan
Ya
Tidak
Perawatan pendukung
Ya
Tidak
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan
Ya
Tidak
Menjaga kerapihan rumah
Ya
Tidak
Mencuci pakaian
Ya
Tidak
Pengaturan keuangan
Ya
Tidak
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja
Ya
Tidak
Transportasi
Ya
Tidak
Lain-lain
Ya
Tidak
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
VIII. Mekanisme Koping
Adaptif
Bicara dengan orang lain
Mampu menyelesaikan masalah
Teknik relaksasi
Aktivitas konstruktif
Olahraga
Lainnya ________
Maladaptif
Minum alkohol
Reaksi lambat / berlebih
Bekerja berlebihan
Menghindari
Mencederai diri
Lainnya _________
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
IX. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Masalah dengan sukungan kelompk, spesifik os tidak pernah ikut
Masalah hubungan dengan lingkungan, spesifik os jarang mengikuti kegiatan sosial di lingkungan masyarakat
Masalah dengan pendidikan, spesifik os tamat SMA
Masalah dengan pekerjaan, spesifik tidak ada masalah
Masalah dengan perumahan, spesifik tidak ada masalah
Masalah ekonomi, spesifik tidak ada masalah
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik os mau mengikuti perawatan di RSJ ini dan mau makan obat
Masalah lainnya, spesifik _________
Masalah keperawatan: isolasi sosial menarik diri
X. Pengetahuan Kurang Tentang
Penyakit jiwa
Faktor presipitasi
Koping
System pendukung
Penyakit fisik
Obat-obatan
Lainnya ________________
Masalah keperawatan:
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
1
|
DS:
Klien mengatakan malu berhubunga dengan orang lain karena penyakitnya
DO:
Klien tampak senang sendirian
|
Isolasi sosial menarik diri
|
2
|
DS:
Klien mengatakan kalai ia tidak berguna karena sudah masuk ke RSJ
DO:
Px tampak sedih dan diam
|
Gangguan konsep diri harga diri rendah
|
3
|
DS:
Klien mengatakan sering mendengar suara yang mengajaknya untuk menikah
DO:
Klien tampak diam dan ketawa sendiri
|
Halusinasi pendengaran
|
4
|
DS: -
DO:
Klien tidak mampu memulai pembicaraan
|
Kerusakan komunikasi verbal
|
5
|
DS:
Klien mengatakan malas melakukan aktivitas tanpa disuruh
DO:
Klien melaksanakan aktivitas dengan diarahkan
|
Intoleransi aktivitas
|
XI. Daftar Masalah Keperawatan
1. Gangguan konsep diri: HDR
2. Isolasi sosial menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pedengaran
4. Kerusakan komunikasi verbal
5. Intoleransi aktivitas
XII. Daftar Diagnosis Keperawatan
1. Kerusakan komunikasi verbal b/d halusinasi pendengaran
2. Perubahan persepsi sensori b/d menarik diri
3. Isolasi sosial menarik diri b/d gangguan konsep diri HDR
4. Intoleransi aktivitas b/d menarik diri
XIII. Pohon Masalah
Aspek medik
Diagnosa medik: schizofrenia paranoid
Terapi medik:
a. CPZ
b. HLP
c. THP s mg 2 x 1
Pohon Masalah
Kerusakan komunikasi verbal
↑
Halusinasi pendengaran
↑
Isolasi sosial: menarik diri → Intoleransi aktivitas
↑
Gangguan konsep diri: HDR
BAB III
PEMBAHASAN
Pada baba ini penulis membahas asihan keperawatan yang penulis berikan kepada klien dengan gangguan perubahan sensori: halusinasi pendengaran di ruang Gunung Sitoli Rumah sakit Jiwa Medan mulai tanggal 10 Januari 2008.
Asuhan keperawatan yang komprehensif pada gangguan perubahan sensori: halusinasi pendengaran dilaksanakan oleh penulis bekerja sama dengan perawat yang terdiri: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tindakan mengumpulkan data dan pengorganisasian data tentang klien untuk menentukan masalah keperawatan yang terjadi pada klien. Adapun hal-hal yang perlu dikaji untuk gangguan perubaha sensori: halusinasi pendengaran yaitu gangguan konsep diri: HDR, menarik diri, kerusakan komunikasi verbal.
Dari pengkajian yang kami lakukan pada klien dengan gangguan perubahan sensori: halusinasi pendengaran ditemukan: harga diri rendah, menarik diri, kerusakan komunikasi verbal.
2. Tahap Diagnosa Keperawatan
Pada tahap ini penulis menemukan kesenjangan diantara diagnosa pada landasan teori dengan diagnosa laporan kasus. Adapun diagnosa keperawatan yang timbul pada klien berdasarkan teoritis adalah: gangguan perubahan sensori: halusinasi, gangguan isolasi sosial: menarik diri, potensial mencederai diri sendiri, gangguan konsep diri: HDR, gangguan komunikasi verbal, gangguan asuhan mandiri, sedangkan diagnosa keperawatan yang terdapat pada laporan kasus, penulis menemukan masalah keperawatan yaitu: kerusakan komunikasi verbal b/d perubahan sensori: halusinasi pendengaran, perubahan sensori: halusinasi pendengaran b/d isolasi sosial: menarik diri, isolasi sosial: menarik diri b/d HDR.
Jadi dari keterangan di atas apat disimpulkan bahwa diagnosa yang terdapat pada teori ada 2 yang tidak terdapat pada kasus yaitu:
Ø Potensial mencederai diri sendiri
Pada pengkajian tidak ditemukan potensial mencederai diri sendiri pada klien, klien tampak tenang dan tidak ada menunjukkan tanda-tanda mencederai diri sendiri.
Ø Gangguan asuhan mandiri
Klien tidak menunjukkan gangguan asuhan mandiri. Hal ini dibuktikan klien mau melakukan aktivitas, klien mampu melakukan perawatan secara mandiri dan klien tampak bersih.
3. Implementasi Keperawatan
Dalam melakukan tindakan keperawatan penulis menemukan faktor penghambat dan pendukung yaitu:
DX I
Ø Faktor penghambat
Klien masih sering mendengar suara-suara.
Ø Faktor pendukung
Klien masih mau mendengar penjelasan tentang cara mengatasi halusinasi.
DX II
Faktor penghambat
Klien masih malu bergaul dengan temannya
Faktor pendukung
Klien mau mendegarkan saran dari perawat
DX III
Faktor penghambat
Klien pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya
Faktor pendukung
Perawat dan klien kerja sama dalam meningkatkan harga dirinya
4. Evaluasi
Merupakan bagian akhir dalam proses keperawatan penulis mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada klien serta respon klien terhadap tindakan yang diberikan:
Ø Klien dapat menyebutkan saat terjadinya halusinasi
Ø Klien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa merasa rendah diri
Ø Klien mampu beraktifitas sehari-hari
Setelah penulis selesai mengkaji klien masih dirawat inap di rumah sakit jiwa di ruangan Gunung Sitoli dan masih membutuhkan perawatan / pengobatan yang berkelanjutan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan praktek lapangan di RSJ Medan dan dilakukan asuhan keperawatan pada px dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran di ruang Gunung Sitoli, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada px dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengara harus dilaksanakan secara holistic meliputi aspek bio, psiko, sosio dan spiritual
2. Untuk mencapai keberhasila dengan askep maka antara px dan perawat harus saling membina hubungan saling percaya sehingga terjadi komunikasi terapeutik
3. Perhatian, motivasi, dorongan dan kepedulian keluarga terhadap px akan mempercepat proses penyembuhan
B. Saran
1. Disarankan kepada perawat untuk lebih meningkatkan hubungan saling percaya agar terjadi komunikasi yang terapeutik sehingga ps dapat mengungkapkan semua permasalahan agar terjadi keberhasilan dalam askep yang terbaik bagi klien
2. Disarankan kepada keluarga agar sekembalinya klien dari RSJ Medan klien dapat diterima apa adanya, serta dapat memberikan perhatian, motivasi, dorongan dan kepedulian pada klien dengan cara sering mengunjungi klien di RSJ.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi Anna, 1999,
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa
, EGC, Jakarta.
Stuart G. W. Anna Sudden, S.J.E.R, 1995,
Buku Saku Keperawatan Jiwa
, Edisi III, EGC, Jakarta.
Hamid Achir Yani, 2000,
Standar Asuhan Keperawatan
, EGC, Jakarta.
Rasmun, 2001,
Keperawatan Kesehatan Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga
, EGC, Jakarta.
0 Response to "Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran"
Post a Comment