LAPORAN KASUS BBLR (bayi berat lahir rendah)
BAB III
LAPORAN KASUS
- Pengkajian
- Identitas Pasien
Nama anak : By. S
Anak ke : I
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 33 hari
Tanggal lahir : Medan, 3 Januari 2008
Tanggal masuk : 3 Januari 2008
Tanggal pengkajian : 6 Februari 2008
Identitas orang tua
Nama ayah : Tn. R
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Pegawai swasta
Pendidikan : S1 Ekonomi
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Nama ibu : Ny. S
Umur : 26 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : D1 Komputer
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Jl. Datuk Kalen Pasar III Denai
- Keluhan Utama Saat Masuk
Bayi sesak nafas, hal ini dialami os sejak lahir (4 jam setelah dilahirkan). Os lahir secara sectio sesarea akibat ketuban pecah dini pada usia kehamilan 7 bulan dan lahir tidak segera menangis dan badan bayi biru.
- Kondisi / Keluhan Saat Ini
Pasien sekarang dirawat di ruang perinatologi isolasi dengan keadaan pasien lemah, turgor kulit jelek dengan suhu 360C, bayi berada di dalam inkubator dengan suhu 34,80C.
- Riwayat kehamilan Ibu
Pada saat ibu hamil, ibu sering memeriksakan kehamilannya sebanyak 1x dalam 2 minggu. Pada usia kehamilan 7 bulan ibu mengalami ketuban pecah dini disebabkan karena ibu kelelahan kemudian ibu langsung dibawa ke RS Malahayati dan dokter menganjurkan agar kandungan ibu dioperasi.
- Riwayat Kelahiran
Bayi dilahirkan di RS Malahayati pada tanggal 3 Januari 2008 pada usia kehamilan ibu 7 bulan. BB bayi 1100 gram, panjang bayi 35 cm. Bayi dilahirkan secara secsio saesar dan ditolong oleh dokter spesialia kandungan. Kondisi bayi pada saat lahir yaitu apnoe, bayi lahir tidak segera menangis, badan bayi biru.
- Apgar Score
- Pada 5 menit pertama: 5
- Pada 10 menit pertama: 5
- Pengetahuan Orang Tua Tentang Perawatan BBLR
Sebenarnya dokter dan perawat ruangan sudah sering memberi informasi dan menjelaskan tentang perawatan BBLR dan kondisi bayi tetapi orang tua mengatakan masih kurang mengerti.
- Kedudukan Anak Dalam Keluarga
Kehamilan
|
AB
|
Lahir Masih Hidup
|
Jenis
|
Umur Kehamilan
|
Keadaan Sekarang
|
|
Sehat
|
Sakit
|
|||||
I
|
-
|
I
|
Perempuan
|
7 bulan
|
√
|
- Kebutuhan Dasar
No
|
Kebutuhan Dasar
|
Sebelum Masuk RS
|
Sesudah Masuk RS
|
1
|
Makan / minum
|
-
|
ASI / PASI 23 cc / 2 jam / oral
|
2
|
Pola tidur
Tidur siang
Tidur malam
Lampu terang
Jam berapa mulai tidur
|
-
-
-
-
|
8 jam
11 jam
Ada
19.00 WIB
|
3
|
Kebersihan diri
Mandiri / hari
Memakai saluran
Dibantu keluarga / perawat
|
Ada
Memakai baby oil
Ada
|
|
4
|
Eliminasi
BAB
BAK
|
4x / hari
7x / hari
|
- Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: lemah
Tingkat kesadaran: compos mentis
Vital sign:
RR: 48 x/i
HR: 140 x/i
Temp: 360C
- Panjang badan / berat badan
38 cm / 1250 gram
- Kepala
Ubun-ubun terbuka rata, lingkar kepala 29 cm.
- Mata
Tidak ada anemi, pupil isokor kuru dan kanan.
- Hidung
Hidung bilateral, pernafasan cuping hidung ada.
- Mulut
Simetris, tidak dijumpai peradangan.
- Telinga
Telinga pada bayi normal, simetris kiri dan kanan, respon pendengaran ada, tidak ada dijumpai peradangan.
- Jantung
Bunyi jantung terdengar normal, bunyi jantung lup – dup dengan frekuensi 140 x / menit.
- Thorax
Thorax simetris, lingkar dada 22 cm.
- Paru
Paru-paru teratur dengan pernafasan cuping hidung ada. Dengan pernafasan 48 x / menit.
- Abdomen
Bentuk datar, bising usus / peristaltik ada.
- Kulit
Turgor kulit jelek, lapisan lemak bawah kulit tipis, imatur.
- Genitalia
Genitalia masih imatur, bayi berjenis kelamin perempuan.
- Anus
Anus pada bayi tidak ada kelainan, terdapat lubang anus dan spingterani berfungsi dengan baik.
- Ekstremitas
Ekstremitas bergerak tapi masih lemah. Pada ekstremitas atas dan bawah tidak dijumpai kelainan, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, kuku berwarna kebiru-biruan.
- Refleks
- Refleks moro
Ada, pada saat perawat menarik kaki bayi, bayi langsung terkejut.
Refleks menggenggam
Ada, tapi masih lemah
Reflek menghisap
Ada, tapi masih lemah
Rooting reflek
Ketika kening bayi disentuh terdapat respon untuk menoleh mencari arah sentuhan.
Reflek tonik leher
Bayi mampu memutar kepalanya apabila kepala dimiringkan ke satu sisi dan mengembalikan putaran kepala ke sisi lain.
- Reflek babinski
Saat telapak kaki disentuh sepanjang tepi luar, bayi dapat menggenggam kaki dan jari-jari kaki.
- Terapi / Pengobatan
- Bayi dalam perawatan inkubator (pertahankan suhu 34,50C – 370C)
- Kebutuhan total cairan 220 cc / kg BB / hari: 277,2 cc / hari
- Inj Vit K 1 mg / minggu
- Pemberian suplemen makanan
Apyalis drops 1 x 0,3 cc
Ferlin drops 1 x 0,3 cc
- Urdafalk 2 x 12,5 mg (hari ke V)
- Monitoring toleransi minum dan suhu
- Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan laboratorium, tanggal 3 Februari 2008
Analisa gas darah Normal
PH 7,287 7,35 – 7,45
PCO2 46,3 38 – 42
PO2 45,5 85 – 110
Bikarbonat 22,3 19 – 25
Total CO2 23,7 22 – 26
Base exes - 4,5
Saturasi O2 75,5 % 95 – 100
- Hasil pemeriksaan tanggal 3 Februari 2008
WBC 14,0 K / ul
Neu 5,57 39,6% N
Lym 7,64 54,4 %L
Mono 377 2,69% M
EOS - 195 1,39 % C
Baso - 265 1,89 %B
RBC 3,22 M / ul
HGB 10,6 g/dl
HCT 30,5 %
MCV 95,8 fl
MCH 33,0 pg
MCHC 34,4 g/dl
RDW 23,6 %
- Pemeriksaan laboratium, tanggal 7 Februari 2008
Analisa gas darah Normal
PH 7,287 7,35 – 7,45
PCO2 46,3 38 – 42
PO2 45,5 85 – 110
Bikarbonat 22,3 19 – 25
Total CO2 23,7 22 – 26
Saturasi O2 75,5 % 95 – 100
Metabolisme karbonat Normal
Ad sandom 118 < 200
Bilirubin total 15,89
Bilirubin direct 13,59
- Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
DS: -
DO:
Suhu tubuh 36,50C
· Bayi dalam inkubator dengan suhu 34,80C
· Lapisan lemak bawah kulit tipis
|
Pusat pengaturan suhu belum matang
|
Resiko tinggi hipotermi
|
2
|
DS: -
DO:
Berat badan 1250 gr
· RR: 48 x/i
· Temp: 36,50C
· HR: 140 x/i
|
Imaturitas paru
|
Resiko tinggi pola nafas in efektif
|
3
|
DS: -
DO:
Lapisan lemak bawah kulit tipis
Turgor kulit jelek
|
Struktur kulit yang imatur
|
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
|
4
|
DS: -
DO:
Reflek menelan lemah
· Daya menghisap lemah
· Turgor kulit jelek
· Lapisan lemak bawah kulit tipis
· Panjang bayi 38 cm
· BB 1250 gram
· Diet PASI 23 cc / 2 jam
· Diet ASI
|
Ketidakmampuan mencerna nutrisi
|
Resiko tinggi kekurangan nutrisi
|
5
|
DS:
Ibu os mengatakan kurang mengerti tentang keadaan anaknya
DO:
Ibu os sering bertanya kepada dokter dan perawat tentang keadaan anaknya
|
Kurang informasi
|
Kurang pengetahuan
|
Prioritas Masalah
- Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan pusat pengaturan suhu belum matang d/d suhu tubuh 36,50C, bayi dalam inkubator, lapisan lemak bawah kulit tipis.
- Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru d/d berat badan 1250 gram, RR 48 x/I, temp 36,50C, HR 140 x/i.
- Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit yang imatur d/d lapisan lemak bawah kulit tipis, turgor kulit jelek.
- Resiko tinggi kekurangan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna nutrisi d/d os tampak lemah, refleks menelan lemah, daya menghisap lemah, turgor kulit jelek, lapisan lemak bawah kulit tipis, PB 38 cm, BB 1250 gram, diet PASI 23 cc / 2 jam.
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi d/d ibu os sering bertanya kepada dokter dan perawat tentang keadaan anaknya.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : By. S Dx Medis : BBLR
Umur : 33 hari Ruang : Perinatologi
Dx
|
Tgl / Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
7/2/08
09.00
09.15
15.00
17.00
20.00
|
Mengkaji vital sign os
HR: 140 x/i
RR: 48 x/i
Temp: 36,50C
BB: 1250 gram
Mengganti popok bayi
Mempertahankan suhu inkubator
Memantau suhu tubuh
Memantau suhu inkubator
|
S: -
O:
Suhu tubuh 36,50C
Bayi berada dalam inkubator dengan suhu 34,80C
A:
Masalah tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan
Monitor vital sign
Ganti popok bayi
Pertahankan perawatan di inkubator
|
2
|
11.20
14.00
20.00
21.00
23.00
|
Mengkaji pola pernafasan bayi
Memberikan posisi fowler
Mengobservasi pola nafas pada bayi
Mengganti popok bayi
Memberikan posisi kepala lebih tinggi dari pada badan
|
S: -
O:
Pola nafas efektif
RR: 48 x/i
HR: 140 x/i
Tidak ada sesak
Pada os tidak dipasang O2
A:
Masalah tidak terjadi
P:
R/L dilanjutkan
Tetap pantau pola nafas
Memberikan posisi kepala lebih tinggi dari pada badan
|
3
|
07.30
08.00
08.30
11.00
01.30
02.00
|
Memberikan perawatan kulit dan mengoleskan baby oil sehabis mandi / dilap
Menginspeksi permukaan kulit secara teratur
Memasage kulit dengan lembut menggunakan baby oil
Mengganti alat tenun
Mengganti popok bayi
Mengobservasi turgor kulit bati
|
S: -
O:
Kulit tampak kemerahan
A:
Masalah tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan
Ganti alat tenun dan popok bayi
Memberikan perawatan kulit dan mengoleskan baby oil sehabis mandi
|
4
|
10.00
10.20
12.00
12.05
12.20
15.00
17.00
20.00
22.00
22.20
24.30
24.15
05.30
07.30
|
Memberikan diet PASI 23 cc
Mensendawakan bayi
Mengganti popok bayi
Memberikan diet PASI 23 cc
Mensendawakan bayi
Menemani ibu memberikan ASI pada bayi
Menimbang berat badan bayi
Menobservasi mukosa mulut
Memberikan PASI 23 cc
Mensendawakan bayi
Menemani ibu memberikan ASI pada bayi
Membersihkan mukosa mulut dengan menggunakan tidu
Mengobservasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
Menimbang berat badan bayi
|
S: -
O:
Daya menghisap bayi menelan, turgor kulit jelek, lapisan bawah kulit tipis, PB: 38 cm, BB 1250 gram
A:
Masalah tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan
Kaji berat badan secara teratur
Kaji turgor kulit
Beri perawatan oral dengan menggunakan tisu
|
5
|
11.30
13.30
14.00
|
Memberikan penjelasan tentang perawatan BBLR
Memberitahu perkembangan bayi
Menganjurkan pada ibu bayi untuk tetap memberikan ASI
|
S:
Orang tua os mengatakan sudah mengerti tentang keadaan dan perawatan anaknya
O:
Expresi wajah tampak mengangguk setelah diberi penjelasan tentang keadaan anaknya
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi lanjutkan
Terus lakukan perawatan pada bayi
Anjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI
|
1
|
8/2/08
09.00
09.15
13.00
17.00
20.00
|
Mengkaji vital sign os
HR 140 x/i
RR: 48 x/i
BB: 36,80C
Temp: 1250 gram
Mengganti popok bayi
Mempertahankan suhu inkubator
Memantau suhu tubuh
Memantau suhu inkubator
|
S: -
O:
Suhu tubuh 36,80C
Bayi berada dalam inkubator dengan suhu 34,80C
A:
Masalah tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan
Monitor vital sign
Ganti popok bayi
Pertahankan perawatan di inkubator
|
2
|
11.00
14.00
20.00
21.00
23.00
|
Mengkaji pola pernafasan bayi
Memberikan posisi semi fowler
Mengobservasi pola nafas pada bayi
Mengganti popok bayi
Memberikan posisi kepala lebih tinggi dari pada badan
|
S: -
O:
Pola nafas efektif
RR: 48 x/i
HR: 143 x/i
Tidak ada sesak
Pada os tidak dipasang O2
A:
Masalah tidak terjadi
P:
R/L dlanjutkan
Tetap pantau pola nafas
Memberikan posisi kepala lebih tinggi dari pada nadan
|
3
|
07.30
08.00
08.30
11.00
01.00
02.00
|
Mengekspresi permukaan kulit secara teratur
Memasage kulit dengan lembut menggunakan baby oil
Mengganti alat tenun
Mengganti popok bayi
Mengobservasi turgor kulit bayi
Memberikan perawatan kulit dan mengoleskan baby oil sehabis mandi / dilap
|
S: -
O:
Kulit tampak kemerahan
A:
Masalah tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan
Ganti alat tenun dan popok bayi
Memberikan perawatan kulit dan mengoleskan baby oil sehabis mandi
|
4
|
10.00
10.20
12.00
12.05
12.20
15.00
17.00
20.00
22.00
22.20
24.30
24.15
05.30
07.30
|
Memberikan diet PASI 23 cc
Mensendawakan bayi
Mengganti popok bayi
Memberikan diet PASI 23 cc
Mensendawakan bayi
Menemani ibu memberikan ASI pada bayi
Menimbang berat badan bayi
Mengobservasi mukosa mulut
Memberikan PASI 23 cc
Mensendawakan bayi
Menemani ibu memberikan ASI pada bayi
Membersihkan mukosa mulut dengan menggunakan tisu
Mengobservasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
Menimbang berat badan bayi
|
S: -
O:
Daya menghisap bayi menelan, turgor kulit jelek, lapisan bawah kulit tipis
PB: 38 cm
BB: 1250 gram
A:
Masalah tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan
Kaji berat badan secara teratur
Kaji turgor kulit
Beri perawatan oral dengan menggunakan tisu
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam uraian makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah-masalah tersebut memiliki pembahasan guna meningkatkan pelaksanaan asuhan keperawatan pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Dalam analisa ini penulis menemukan beberapa kesenjangan antara landasan teoritis dan tinjauan kasus yang nyata dalam proses keperawatan, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
- Tahap Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan karena data yang tersedia lengkap dan orang tua pasien dapat diajak bekerja sama dalam memperoleh keterangan.
- Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul dalam kasus ada 5 yaitu:
- Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan pusat pengaturan suhu sebelum matang d/d suhu tubuh 36,50C bayi dalam inkubator, lapisan lemak bawah kulit tipis.
- Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru d/d berat badan 1250 gram, RR: 48 x/I, temp: 36,50C, HR: 140 x/i.
- Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit yang imatur d/d lapisan lemak bawah kulit tipis, turgor kulit jelek.
- Resiko tinggi kekurangan nutrisi b/d ketidak mampuan mencerna nutrisi d/d os tampak lemah, refleks menggenggam lemah, daya menghisap lemah, turgor kulit jelek, lapisan bawah kulit tipis PB: 38 cm, BB: 1250 gram, diet PASI 23 cc / 2 jam.
- Kurang pengetahuan b/d kurang informasi d/d ibu os sering bertanya kepada dokter dan perawat tentang keadaan anaknya.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang terdapat dalam teori yaitu:
- Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas paru dan neuromuskuler kurangnya energi dan fahque.
- Pengaturan suhu tubuh tidak efektif berhubungan dengan pusat pengaturan suhu tubuh belum matang dan jaringan di bawah kulit tipis.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan mengisap nutrisi karena imaturitas.
- Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan ketidak mampuan fungsi fisiologis.
- Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d struktur kulit yang imatur prosedur invasif.
Dalam diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan antara diagnosa keperawatan dalam teori dan kasus. Diagnosa keperawatan teori yang tidak muncul dalam kasus ada 2 yaitu:
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan neuro muskular kurangnya energi dan fahque.
Karena pada ksus pernafasan bayi sudah normal dengan frekuensi 48 x/I tidak ada sesak dan tidak ada data yang mendukung diagnosa tersebut tetapi penulis membuat menjadi resiko tinggi pola nafas tidak efektif b/d imaturitas paru.
- Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan ketidakmampuan fungsi fisiologis.
Diagnosa ini tidak terjadi pada kasus karena bayi mau minum PASI walaupun kemampuan menghisap atau menelan bayi masih lemah selain itu data yang mendukung tegaknya diagnosa tersebut tidak ada.
Diagnosa keperawatan yang muncul dalam kasus dan tidak terdapat dalam teori ada 2 yaitu:
- Resiko tinggi kekurangan nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi b/d badan os tampak lemah refleks menelan lemah, daya menghisap lemah, turgor kulit jelek, lapisan bawah kulit tipis PB: 38 cm, BB 1250 gram, diit PASI 23 cc / 2 jam.
Penulis mengangkat diagnosa ini karena data-data yang ada mendukung terjadinya resiko tinggi kekurangan nutrisi ditandai dengan daya menghisap lemah dan ketidakmampuan mencerna nutrisi karena organ pencernaan masih imaturitas.
- Kurang pengetahuan b/d kurang informasi d/d os sering bertanya-tanya kepada dokter dan perawat tentang keadaan anaknya.
Hal ini terjadi karena bayi tersebut merupakan anak pertama dan orang tua tidak mengetahui tentang perawatan bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah, sehingga penulis mengangkat diagnosa tentang kurang pengetahuan.
- Intervensi
Penulis melakukan intervensi pada pasien berdasarkan rumusan diagnosa keperawatan yang telah ada.
Diantara perencanaan dalam teori maupun perencanaan dalam kasus tidak terdapat kesenjangan hanya ada penambahan intervensi dalam kasus agar apa yang menjadi tujuan dapat tercapai.
- Implementasi
Tidak ada kesenjangan pada implementasi karena semua implementasi dilakukan pada os.
Dalam pelaksanaan penulis tidak menemukan kendala karena keluarga pasien dapat diajak bekerja sama.
- Evaluasi
Setelah dilakukan pengkajian sampai membahas evaluasi ini, dari hasil pemantauan langsung pada pasien tentang semua masalah yang ditentukan hanya satu yang dapat teratasi dan 4 masalah yang tidak terjadi.
Adapun diagnosa yang teratasi yaitu:
- Kurang pengetahuan b/d kurang informasi d/d ibu os sering bertanya kepada dokter dan perawat tentang keadaan anaknya.
Sedangkan 4 masalah yang tidak terjadi sampai penulis selesai melakukan implementasi yaitu:
- Resiko tinggi hipotermi b/d pusat pengaturan suhu badan belum matang d/d suhu tubuh 36.50C, bayi dalam inkubator, lapisan lemak bawah kulit tipis.
- Resiko tinggi pola in efektif b/d imaturitas paru d/d berat badan 1250 gram, RR: 48 x/I, temp: 36,50C, HR: 140 x/i
- Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d struktur kulit yang imatur d/d lapisan lemak bawah kulit tipis, turgor kulit jelek.
- Resiko tinggi kekurangan nutrisi b/d ketidak mampuan mencerna nutrisi d/d os tampak lemah, refleks menelan lemah, daya menghisap lemah, turgor kulit jelek, lapisan lemak bawah kulit tipis, PB: 38 cm, BB: 1250 gram, diet ASI, diet PASI 23 cc / 2 jam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien bayi Ny. S dengan berat badan lahir redah di ruang perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan, maka perawat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
- Tahap pengkajian
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan berat badan lahir rendah melalui Alloanamnese secara umum pengkajian dapat dilakukan dan ditemukan data-data yang sesuai dengan teori. Usia kehamilan ± 7 bulan, BBL 110 gram klien mengalami sesak dan sianosis 4 jam setelah lahir, tetapi pada saat penulis melakukan pengkajian hal tersebut terjadi karena os sudah 33 hari berada di RS.
- Tahap diagnosa keperawatan
Pada kasus didapat 5 makalah keperawatan yaitu resiko tinggi hipotermi. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif, reiko tinggi kerusakan integritas kulit, resiko tinggi kerusakan nutrisi dan kurangnya tingkat pengetahuan.
- Tahap rencana tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan setiap diagnosa keperawatan yang diangkat sesuai dengan studi literature.
- Tahap pelaksanaan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan tindakan yang telah disusun meskipun ditemukan beberapa faktor pendukung dan penghambat. Adapu faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu adanya kerja sama seluruh tim kesehatan, sedangkan faktor penghambat yaitu karena terbatasnya waktu yang tersedia untuk melaksanakan diagnosa asuhan keperawatan.
- Tahap evaluasi
Pada tahap evaluasi ada 4 diagnosa keperawatan yang tidak terjadi yaitu: resiko tinggi hipotermi, reiko tinggi pola nafas tidak efektif, resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan resiko tinggi kekurangan nutrisi, dan diagnosa yang teratasi kurangnya tingkat pengetahuan.
- Saran
- Bagi perawat agar lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan perawatan terhadap pediatrik terutama dalam memberikan penyuluhan kesehatan agar dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan pada bayi baru lahir.
- Bagi pihak rumah sakit agar tetap mempertahankan atau meningkatkan kebersihan dan kenyamanan Rumah Sakit serta kelengkapan sarana dan prasarana di Rumah Sakit.
- Kepala keluarga diharapkan agar senantiasa melakukan perawatan kepada os sesuai dengan anjuran dari dokter dan perawat sehingga os tetap mendapatkan perawatan yang baik dari orang tua. Dan diharapkan kepada orang tua untuk tetap menjalin komunikasi dengan dokter dan perawat tentang perkembangan os.
DAFTAR KONSULTASI / BIMBINGAN PEMBUATAN LAPORAN KASUS POLTEKKES JURUSAN KEPERAWATAN
No
|
Tanggal
|
Materi Yang Dikonsul
|
Keterangan
|
Tanda Tangan
|
1
|
6/2/08
|
Asuhan keperawatan pada bayi Ny. S dengan BBLR di ruangan Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan
|
||
2
|
9/2/08
|
Bab I & II konsul ke bagian pendidikan
Lengkapi Bab III
Kerjakan Bab IV & V (Senin konsul)
|
||
3
|
11/2/08
|
Bab III
(Lengkapi isi saran)
|
||
4
|
16/2/08
|
Bab III
(Perbaiki Analisa Data Renpra)
Bab IV
(Perbaiki Bab IV & V sesuai saran)
|
||
5
|
19/2/08
|
Bab III
(Perbaiki CP)
Bab IV
(Perbaiki pembahasan pada dx, renpa, implementasi dan intervensi)
|
||
6
|
25/2/08
|
Perbaiki Bab III s/d V sesuai saran
|
||
7
|
27/2/08
|
ACC
Konsul ke Kapokja
|
||
8
|
28/2/08
|
ACC untuk diseminarkan karena waktu yang sudah mendesak
|
LEMBAR PENGESAHAN
Politeknik Kesehatan Jurusan Keperawatan RI Medan mengesahkan laporan kasus “Asuhan Keperawatan Pada By. S Dengan Berat Badan Lahir Rendah Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”.
Disetujui oleh
CI Perinatologi Ka. Ruang Perinatologi Kapojka RB
(Ns. Roma Sitio, S.Kep) (Ns. Rehulina, D. S.Kep) (Ns. Saodah Hanim, S.Kep)
Dosen Pembimbing Koordinator PBL Anak
- Arbani Batubara, S.kep, Ns
- Yufdel, S.Kep, Ns (Risma Dumiri, S.Kep, Ns)
- Yafeti Nazari, M.Kep, Ns, Sp. M
- Nurhayati, SKM
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Depkes RI Medan
(Sri Utami, SST, S.Pd, M.Kes)
0 Response to "LAPORAN KASUS BBLR (bayi berat lahir rendah)"
Post a Comment