Asuhan Keperawatan Purpura Trombositopeni Idiopatika (ITP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit ini merupakan penyakit dari kelainan darah yang mana paling sering terjadi pada aak pada usia 9 bulan sampai 2 tahun.
Purpura Trombositopenia Idiopatik |
Insidens penyakit ini tidak terdapat dalam kategori yang paling sering muncul. Hanya beberapa persen dari setiap penyakit kelainan darah saja biasanya yang paling sering mucul penyakit leukemia diantara kelainan darah.
Oleh karena pernyataan tersebut di atas, penulis dan kelompok merasa tertarik untuk menganalisa dampak penyakit dari makalah “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kelainan Darah / ITP (trombositopenia Purpura Idiopatik)”.
Pada makalah ini kelompok mencoba menjelaskan mengenai pemahaman dan arti dari asuhan keperawatan pada sistem kardiovaskuler dengan PTI. Akan tetapi tidak menyinggung secara mendasar timbulnya penyakit PTI, karena kegiatan kelompok dengan jadwal yang cukup padat ditambah dengan sumber buku yang belum memadai, sehingga kelompok hanya dapat menjelaskan dengan singkat, dan kiranya pada pembahasan makalah ini nantinya, kelompok berkenan menerima masukan serta saran demi mencapai hasil yang maksimal tentang pembahasan makalah ini.
Pada umumnya PTI sering dijumpai pada semua individu, tetapi yang sering pada anak-anak dan wanita muda. Penyakit PTI ini disebabkan oleh kegagalan mekanisme imun normal.
Penderita PTI ini mengalami serangan mendadak dengan petekia, perdarahan mukosa dan menstruasi hebat.
Penatalaksanaan PTI ini dengan memberikan kortikosteroid untuk menghentikan perdarahan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada klien kelainan darah / ITP (Trombositopeia Purpura Idiopatik).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengkajian pada klien dengan kelainan darah / ITP.
b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatannya pada klien.
c. Untuk mengetahui intervensi dan implementasi serta evaluasi pada klien kelainan darah / ITP.
C. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah:
Bab I : Pendahuluan, yang etrdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, sistematika penulisan.
Bab II : Landasan teoritis medis.
Bab III : Landasan teoritis keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Bab IV : Kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi
Purpura Trombositopeni Idiopatika (ITP) adalah: suatu penyakit yang mengenai individu pada semua umur tetapi lebih sering pada anak-anak dan wanita muda. Meskipun penyebabnya belum diketahui, namun pada anak-anak biasanya didahului oleh infeksi virus. Dihasilkan suatu anti bodi yang menyerang trombosit, sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Terkadang antibodi dapat ditunjukkan secara invetro, tetapi diagnosa ditegakkan dengan menurunnya angka trombosit dan angka ketahanan trombosit.
(Brunner and Suddarth, Keperawatan Medikal Bedaj, 2002, hal 962)
B. Etiologi
Purpura Trombositopeni Idiopatika.
Autoimunitas yang disebabkan oleh kegagalan mekanisme imun normal.
C. Anatomi Dan Fisiologi
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limfa.
Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma darah.
Sel darah dibagi menjadi eritrosol (sel darah merah) dan lekosit (sel darah putih).
Lekosit dapat berada dalam beberapa bentuk yaitu: eosinofil, basofil. Monosit, netrofil dan limfosit. Dalam suspensi plasma ada juga fragment-fragment sel tak berinti yang disebut: trombosit.
Fraksi darah yang ditempati oleh eritrosit disebut: hemotokrit. Warna darah ditentukan oleh hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah.
Volume darah manusia sekitar 7% s/d 10% berat badan ormal dan berjumlah sekitar 5 liter. Darah bersikulasi di dalam sistem vaskuler dan berperan sebagai penghubung antara organ tubuh membawa oksigen yang diabsorbsi oleh paru dan nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus gastrointestinal ke sel tubuh untuk metabolisme sel.
Darah mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh metabolisme sel ke paru, kulit dan ginjal yang akan ditransformasi dan dibuang keluar dari tubuh.
Darah membawa hormon dan antibodi ke tempat sasaran (tujuan).
Darah memiliki mekanisme pembekuan yang sangat peka yang dapat diaktifkan setiap saat diperlukan untuk menyumbat kebocoran pada pembuluh darah. Pembekuan yang berlebihan juga sama bahayanya karena potensial menyumbat aliran darah ke jaringan vital. Untuk menghindari komplikasi tubuh memiliki mekanisme fibrinolitik yang kemudian akan melarutkan bekuan yang terbentuk dalam pembuluh darah.
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis
Penderita PTI mengalami serangan mendadak, dengan petekia, perdarahan mukosa dan menstruasi hebat pada wanita, angka trombosit biasanya di bawah 20.000 / mm3. Penderita ITP kronis yang tidak berespon terhadap penanganan mempunyai resiko tinggi mengalami perdarahan intra kranial.
F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan ITP dengan memberikan kortikosteroid untuk menghentikan pendarahan dalam waktu 1 s/d 2 hari dan angka trombosit akan meningkat dalam seminggu. Dapat juga diberikan imunoglobulin intravena pada pasien yang tidak berespon terhadap kortikosteroid.
BAB III
LANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN
A. Pengkajian Data Dasar
Aktivitas
Gejala:
Kelemahan, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas biasanya.
Tanda:
Kelelahan otot
Sirkulasi
Gejala:
Palpitasi
Tanda:
Takikardia, murmur jantung
Kulit membran mukosa pucat
Defisit saraf kranial atau perdarahan serebral
Eliminasi
Gejala:
Diare
Darah merah terang pada tissu, faeses hitam
Integritas ego
Gejala:
Perasaan tak berdaya / tak ada harapan
Tanda:
Depresi, takut, marah, mudah terangsang
Perubahan alam perasaan, kacau
Makanan / cairan
Gejala:
Kehilangan nafsu makan, perubahan rasa / penurunan berat badan, anoreksia
Tanda:
Distensi abdominal, penurunan bunyi usus
Prioritas masalah:
1. Mencegah infeksi selama fase akut penyakit / pengobatan
2. Mempertahankan volume sirkulasi darah
3. Meningkatkan fungsi fisik optimal
4. Memberikan dukungan psikologis
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
B. Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler Dengan PTI
No
|
Diagnosa
|
Tujuan / Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1
|
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik d/d keterbatasan fisik
|
Tujuan:
Dapat beraktivitas seperti biasa
KH:
- Kelemahan berkurang
- Mampu beraktivitas
|
- Tingkatkan tirah baring / duduk dan batasi pengunjung
- Implementasi kan tehnik penghematan energi contoh lebih baik duduk dari pada berdiri
- Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas atau aktivitas sehari-hari
|
- Meningkatkan istirahat dan ketenangan merupakan suatu pemulihan atau untuk penyembuhan
- Memaksimal kan sediaan energi untuk perawatan diri
- Efek trombosito penia, kelemahan
|
2
|
Kekurangan volume cairan b.d diare d/d penurunan pemasukan cairan dan penurunan BB
|
Tujuan:
Kekurangan volume cairan tidak terjadi
KH:
Menunjukkan volume cairan adekuat
|
- Awasi masukan / haluaran, hitung kehilangan tak kasat mata dan keseimbangan cairan
- Timbang BB tiap hari
- Awasi vital sign dan frekuensi jantung
- Evaluasi turgor kulit
- Perhatikan adanya mual
- Berikan diit halus
|
- Penurunan sirkulasi sekunder terhadap pemasukan dan pengeluaran cairan
- Mengukur keadekuatan penggantian cairan
- Perubahan dapat menunjukkan efek perdarahan
- Indikator langsung status cairan / dehidrasi
- Mempengaruhi pemasukan, kebutuhan cairan dan rute penggantian
- Dapat membantu menurunkan iritasi gusi
|
3
|
Resiko tinggi infeksi sekunder b/d pertahanan primer tidak adekuat
|
Tujuan:
Infeksi sekunder tidak terjadi
KH:
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
|
- Melakukan tehnik isolasi untuk infeksi enterik sesuai dengan kebijakan RS, termasuk cuci tangan efektif
- Awasi / batasi pengunjung sesuai indikasi
- Jelaskan prosedur isolasi pada pasien / orang terdekat
- Kolaborasi berikan obat sesuai indikasi: obat anti virus: vidarulun (Vira – A), asiklovir (zavirax), interferon alfa – 2b (intron – A). Antibioyik tepat untuk agen pencegahan (contoh gram negatif, bakteri anaerob) atau proses sekunder
|
- Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain
- Pasien terpajan terhadap proses infeksi (khususnya respiratorius) potensial resiko komplikasi sekunder
- Pemahaman alasan untuk perlindungan diri mereka sendiri dan orang lain dapat mengurangi perasaan isolasi dan stigma
- Berguna pada pengobatan jika ada infeksi virus
|
4
|
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d kurang informasi
|
Tujuan:
Klien / keluarga memiliki pengetahuan yang cukup tentang proses penyakit
KH:
- Klien tidak bertanya-tanya
- Klien / keluarga dapat mengikuti instruksi dengan akurat
|
- Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan / prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan
- Berikan informasi khusus tentang pencegahan / penularan penyakit
- Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi
|
- Mengidentifika si area kekurangan pengetahuan / salah informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai dengan keperluan
- Kebutuhan / rekomendasi akan bervariasi karena infeksi yang terjadi
- Proses penyakit dapat memakan waktu berbulan-bulan untuk membaik
|
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
PTI adalah suatu penyakit yang mengenai individu pada semua umur. Gejala yang ditemukan: perdarahan mukosa dan menstruasi hebat pada wanita. Angka trombosit biasanya di bawah 20.000/mm3.
B. Saran
Jika individu, keluarga, kelompok dan masyarakat menemukan gejala seperti PTI segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.
Mekanisme dalam penggunaan obat harus dengan resep dokter dan penuh pengontrolan ulang untuk menjaga kondisi tubuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bruner and Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geissler, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1993.
0 Response to "Asuhan Keperawatan Purpura Trombositopeni Idiopatika (ITP)"
Post a Comment